Kabarnya Vitamin D Bisa Beri Hasil Lebih Baik Bagi Virus Corona,BerapaDosis yang Konsumsi Dibutuhkan Tubuh?
GridHITS.id -Berbagai vitamin dikonsumsi untuk menjaga kesehatan, termasuk vitamin D yang kabarnya bisa beri hasil lebih baik bagi virus Corona.
Seperti kita ketahui bersama jika hingga saat ini virus corona masih mewabah dan menjadi pandemi yang belum tahu kapan akan berakhir.
Oleh kareananya, kesehatan yang prima dan imunitas tubuh yang kuat menjadi kunci di tengah pandemi virus corona seperti saat ini.
Namun, penting mengetahui berapa banyak tubuh membutuhkan vitamin tersebut.
Konsumsi berlebihan justru membawa dampak negatif. Berapa batasan konsumsi vitamin D untuk tubuh?
Dokter yang juga ahli gizi komunitas, dr Tan Shot Yen, mengatakan, dosis atau angka kecukupan vitamin D bergantung pada usia seseorang.
"Untuk anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, dan ibu menyusui memiliki angka kecukupan vitamin D yang berbeda-beda," ujar Tan saat dihubungi Kompas.com, Minggu (29/11/2020).
Berikut rincian angka kecukupan vitamin D, seperti dibagikan dokter Tan: Anak-anak dan remaja membutuhkan vitamin D sebanyak 15 mcg per hari dan 600 IU per hari.
Orang dewasa yang berusia sampai 71 tahun membutuhkan vitamin D sebanyak 15 mcg per hari dan 600 IU per hari. Orang dewasa yang berusia lebih dari 71 tahun membutuhkan vitamin D sebanyak 20 mcg per hari dan 800 IU per hari.
Ibu hamil membutuhkan vitamin D sebanyak 15 mcg per hari dan 600 IU per hari.
Ibu menyusui membutuhkan vitamin D sebanyak 15 mcg per hari dan 600 IU per hari.
Peran vitamin D menjaga imunitas tubuh
Tan mengungkapkan, vitamin D memiliki berbagai peran dalam menjaga kekebalan tubuh atau imunitas.
"Vitamin D dalam imunitas bekerja sebagai anti peradangan dan regulasi kekebalan tubuh, meningkatkan kinerja limfosit T dan makrofag, menurunkan lama rawat inap rumah sakit," ujar Tan.
Kekurangan vitain D bisa menyebabkan tubuh rentan terhadap infeksi dan kelainan yang berkaitan dengan imunitas.
Vitamin D bisa diperoleh melalui sinar matahari (pro vitamin D3) yang baik untuk kulit, hati, dan ginjal.
Pada sumber hewani, vitamin D3 bersumber dari ikan berlemak, hati, kuning telur, dan mentega.
Sedangkan sumber nabati, vitamin D2 bisa didapatkan dengan mengonsumsi jamur (dengan pencahayaan ultraviolet), dan pangan terfortifikasi. Ada pula faktor penurunan produksi vitamin D yang perlu diketahui.
Penurunan terjadi karena faktor usia.
"Produksi vitamin D akan turun karena faktor usia, yakni kulit menipis, konsentrasi 7-dehidro-kolesterol menurun dalam epidermis, pigmentasi kulit (kulit berwarna lebih gelap), dan penggunaan tabir surya," ujar Tan.
Konsumsi suplemen vitamin D Meski ada beberapa upaya untuk memenuhi kebutuhan vitamin D, orang-orang cenderung memilih jalan pintas dengan mengonsumsi suplemen vitamin D.
Menurut dia, mereka yang mengonsumsi suplemen vitamin D melewatkan kesempatan yang mudah dalam mendapatkan vitamin tersebut.
"Saya sih punya prinsip, jika kita punya Matahari, orangnya sehat, enggak uzur-uzur amat, lha ngapain minum suplemen? Ini kayak punya dapur, kulkas isi bahan makanan, punya peralatan masak, tapi catering setiap hari," ujar Tan.
Ia mengingatkan agar tak sembarangan mengonsumsi suplemen vitamin D, sebaiknya tidak asal-asalan mengonsumsi.
"Harus dicek dulu kategori vitamin D dalam plasma itu insufisiensi atau defisiensi, karena kita enggak bisa ambil tindakan jika belum tahu kondisi saat ini gimana," lanjut dia.
Oleh karena itu, Tan mengimbau agar berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter ahli gizi sebelum mengonsumsi suplemen vitamin D.
Sebab, vitamin D tidak hanya berperan dalam kekuatan dan kesehatan tulang, melainkan berperan dalam metabolisme ginjal dan organ dalam lainnnya.
Dampak Kelebihan Vitamin D Melansir Healthline, ada enam efek samping jik mengonsumsi vitamin D terlalu banyak.
1. Peningkatan kadar darah Sebuah studi menemukan, seorang wanita memiliki kadar vitamin D 476 ng/ml (1.171 nmol /l) setelah mengonsumsi suplemen yang memberinya 186.900 IU vitamin D3 per hari selama dua bulan.
Kadar vitamin D yang di atas 100 ng/ml dinilai berbahaya. Akibatnya, wanita tersebut dirawat di rumah sakit setelah dia mengalami kelelahan, pelupa, mual, muntah, bicara cadel, dan gejala lainnya.
2. Peningkatan kadar kalsium darah Asupan vitamin D yang berlebihan menyebabkan kalsium darah yang mengakibatkan gejala hiperkalsemia atau kadar kalsium darah tinggi, seperti: Gangguan pencernan, seperti muntah, mual dan sakit perut Kelelahan dan pusing Haus yang berlebihan Sering buang air kecil
3. Nafsu makan buruk Efek samping lain dari terlalu banyak mengonsumsi vitamin D yakni nafsu makan buruk atau tidak nafsu makan. Meski demikian, gejala ini tidak terjadi pada semua orang dengan peningkatan kadar kalsium.
4. Sakit perut, sembelit, dan diare Sakit perut, sembelit, dan diare adalah keluhan pencernaan umum yang sering dikaitkan dengan intoleransi makanan atau sindrom iritasi usus besar.
Namun, kondisi tersebut juga bisa menjadi tanda peningkatan kadar kalsium yang berkaitan dengan konsumsi vitamin D.
Gejala-gejala ini dapat terjadi pada mereka yang menerima vitamin D dosis tinggi untuk memperbaiki kekurangan vitamin D dalam tubuh.
5. Keropos tulang Terlalu banyak vitamin D dapat mengganggu kesehatan tulang.
Beberapa penelitian menyebutkan, konsumsi vitamin D dosis tinggi dapat menyebabkan rendahnya kadar vitamin K2 dalam darah.
Salah satu fungsi vitamin K2 yang terpenting adalah menjaga kalsium di dalam tulang dan keluar dari darah.
Kadar vitamin D yang sangat tinggi diyakini dapat mengurangi aktivitas vitamin K2.
6. Gagal ginjal Asupan vitamin D yang berlebihan juga disebut menyebabkan cedera ginjal.
Dalam sebuah studi, seorang pria dirawat di rumah sakit karena gagal ginjal, peningkatan kadar kalsium darah, dan gejala lain yang terjadi setelah dia menerima suntikan vitamin D.
Gagal ginjal sendiri dapat diobati dengan mengisi cairan tubuh (hidrasi) dan pengobatan oral atau intravena.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Konsumsi Vitamin D, Berapa Banyak yang Dibutuhkan Tubuh?