Follow Us

Meski Jadi Pembunuh Nomor 1 di Dunia, Dampak Positif Virus Corona Tak Terbantahkan Pada Penyelamatan 2 Spesies Langka ini dari Kepunahan

Saeful Imam - Rabu, 20 Mei 2020 | 17:11
Dampak positif corona telah menyebabkan satwa ini terhindar dari kepunahan
kompas.com

Dampak positif corona telah menyebabkan satwa ini terhindar dari kepunahan

Meski Jadi Pembunuh Nomor 1 di Dunia, Dampak Positif Virus Corona Tak Terbantahkan Pada Penyelamatan 2 Spesies langka ini dari Kepunahan

GridHITS.id - Wabah corona masih menjadi momok menakutkan bagi masyarakat dunia.

Hal itu terjadi karena virus ini sangat menular, sampai saat ini (20/05) menurut situs Worldodometer virus ini sudah menginfeksi 5 juta orang lebih di seluruh dunia.

Angka kematiannya pun cukup tinggi, diperkirakan 325.218 orang.

Baca Juga: Sudah Bunuh 53.292 Orang, Tak Disangka Virus Covid-19 Punya Sisi Positif Dalam Menyelamatkan Kehidupan Spesies Ini

Baca Juga: Corona Membawa Dampak Positif Bagi Keluarga : Mereka Lebih Bahagia

Di tanah air pun setali tiga uang, penderita positifnya terus merangkak naik dan belum menunjukkan tanda-tanda penurunan.

Tak dapat dipungkiri, virus ini membawa berbagai dampak negatif yang sangat besar.

Salah satunya pada sektor ekonomi, dimana banyak perusahaan gulung tikar akibat kebijakan lockdown, karantina, atau pembatasan sosial lainnya. '

Meski begitu, ternyata virus ini juga berperan dalam menyelamatkan banyak nyawa.

Maksudnya, dampak positif corona ternyata membawa angin segar pada penyelamatan hewan-hewan langka.

Apa sajakah? Berikut di antaranya:

1. Trenggiling

Hingga saat ini, virus corona memang belum diketahui pasti asal usulnya.

Usut punya usut, virus ini tersebar dari makanan ekstrem yang kerap dikonsumsi oleh masyarakat Cina.

Ilustrasi daging trenggiling
Tribunnews.com

Ilustrasi daging trenggiling

Salah satu hewan yang dikonsumsi adalah trenggiling.

Mamalia bersisik yang terancam punah ini pun dianggap sangat lezat, sehingga sering dikonsumsi tidak hanya di Cina, namun di negara lain di Asia Tenggara.

Menurut penelitian, hewan inilah yang membawa virus corona ke manusia, di pusat wabah Wuhan.

Baca Juga: Musibah Membawa Berkah! Sudah Menginfeksi Hampir 5 Juta Orang, Para Ahli Temukan 6 Dampak Positif Corona Bagi Kesehatan Umat Manusia

Mengetahui hal tersebut, pemerintah Cina pun sontak melarang masyarakatnya untuk mengonsumsi dan memperdagangkan hewan ini demi mengatasi wabah virus corona.

Langkah inilah yang lantas dinilai membantu trenggiling dari kepunahan.

Mengutip dari Asia One, Jeff He, Direktur Cina di Dana Internasional untuk Kesejahteraan Hewan pun menyambut baik larangan tersebut.

Pasalnya, hal tersebut menjadi langkah awal untuk melindungi satwa liar.

"Saya memuji larangan itu, Cina memiliki tekad untuk mengubah tradisi ribuan tahun yang sangat tidak pantas bagi masyarakat saat ini.

Saya pikir larangan itu adalah Langkah Pertama yang penting untuk konservasi satwa liar di Cina," jelas Jeff He.

Peter Knights, CEO dari amal WildAid juga mengatakan bahwa larangan Cina untuk menanggulangi populasi trenggiling telah diterima dunia.

"Kami berharap Tiongkok memimpin dunia dalam melarang pasar-pasar ini secara global.

Trenggiling
iStockphoto

Trenggiling

Wabah virus corona harus berfungsi sebagai peringatan bagi manusia untuk melestarikan lebih banyak dari alam, atau menghadapai serangan balik kesehatan dan keuangan," ujar Knights.

Baca Juga: Pasien Suspect Corona yang Sempat Diisolasi di RSUP Kariadi Semarang Meninggal Dunia, Begini Kata Pihak Rumah Sakit

Baca Juga: Istri Ardi Bakrie Pakai Baju Seksi Transparan Warna Kulit Hingga Bra Terlihat Jelas, Tampilan Nia Ramadhani Jadi Sorotan!

Menurut WWF, perdagangan ilegal spesies liar diperkirakan bernilai 15 miliar dollar AS (Rp214 triliun) setiap tahunnya, khususnya pasar Asia.

Dengan adanya larangan mengonsumsi trenggiling dan satwa liar, hal itu secara signifikan akan mengurangi perdagangan internasional dan mendorong keselamatan trenggiling dan hewan liar lain yang sering diselundupkan.

2. PENYU

Untuk menekan penyebaran virus covid-19, hampir semua negara melakukan pembatasan sosial alias social distancing.

Akibatnya, tempat wisata seperti pantai pun sepi, tidak seperti biasanya yang ramai dipadati pengunjung.

Kondisi ini membuat satwa liar di sekitar pantai lebih leluasa bertelur seperti yang dilakukan oleh penyu di India ini yang hampir punah.

Karena pandemi, 475 ribu penyu laut Olive Ridley bertelur di pantai.

Konon, menurut The Mind Unleashed, telurnya mencapai 60 juta.

Sebuah kabar baik bagi penyelamatan spesies ini.

Baca Juga: Belum Selesai Wabah Virus Corona, Tangan Kanan Presiden Joko Widodo Tiba-tiba Sebut Indonesia Tengah Digelayuti Bayang-bayang Penyakit Mematikan Lain Selain Covid-19, Ada Apa?

Baca Juga: Sosialisasikan Virus Corona yang Mematikan, Bupati ini Bawa Peti Mayat dan Bikin Masyarakat Jera Bikin Kerumunan, Warganet Kagum

Penyu sendiri sejatinya di ambang kepunahan. Menurut situs national geographic, penyu, spesies yang telah ada selama lebih dari 100 juta tahun, kini berada di bawah ancaman.

Enam dari tujuh spesies penyu di seluruh dunia sekarang diklasifikasikan sebagai satwa terancam punah.

Aktivitas manusia kian mendorong penyu semakin dekat dengan kepunahan.

Pada Hari Penyu Sedunia yang diperingati setiap tanggal 23 Mei setiap tahunnya, aktivis lingkungan dari seluruh dunia menyerukan kampanye untuk perlindungan dan konservasi hewan laut yang lebih baik.

BERIKAN KEBAHAGIAAN PADA HEWAN LAINNYA

Pandemi corona juga memberikan kebahagiaan pada hewan lainnya.

Dikutip dari nakita.id, akibat diberlakukannya karantina wilayah atau lockdown, hewan-hewan liar dapat hidup bebas tanpa gangguan kebisingan dan hiruk pikuk yang dibuat manusia.

Meski hanya sesaat, beberapa hewan liar terlihat beraktivitas dengan bebas, bersantai atau berjalan di tempat-tempat yang biasanya ramai dikunjungi manusia.

Seperti misalnya, singa-singa yang tinggal di Taman Nasional Kruger, Afrika Selatan.

Baca Juga: Bak Angin Surga di Tengah Kepanikan, Ilmuwan ini Temukan Darah Pasien Corona yang Sudah Sembuh Bisa Jadi Obat Covid-19 yang Mujarab

Baca Juga: Kebohongan Pasien Positif Corona Bawa Malapetaka, Satu Dokter Terinfeksi Meninggal Dunia, Begini Pesan Haru Anak yang Ditinggalkan

Kawanan kucing besar yang biasanya hanya ditemukan di Kempiana Contractual Park, wilayah yang tak bisa diakses oleh wisatawan, kini justru terlihat di salah satu gerbang pintu masuk taman.

Mereka terlihat asyik tidur siang, bahkan sebagian memanfaatkan jalan beraspal yang sepi.

"Biasanya mereka tidak pernah berada di jalan, apalagi tidur siang di situ," ujar Ike Phaahla, Juru Bicara dari Taman Nasional Kruger seperti dikutip dari Newsweek, Sabtu, (18/4/2020).

Kendati demikian, Phaahla mengaku bahwa sepinya wisatawan juga berdampak pada turunnya pendapatan.

Pasalnya, kawasan Taman Nasional ini ditutup untuk wisatawan sejak 25 Maret lalu setelah pemerintah Afrika Selatan menyatakan lockdown untuk membatasi penyebaran Covid-19.

Tak hanya hewan di darat, dunia yang tiba-tiba minim aktivitas juga menyebabkan mahluk-mahluk laut lebih percaya diri untuk muncul.

Sebagai contoh, patroli laut berhasil memfilmkan sepasang paus sirip berenang lebih dekat di perairan Taman Nasional Calanques, di sebelah kota pelabuhan Merseille, Perancis yang biasanya ramai.

Baca Juga: Bukannya Diam di Rumah, Pria ini Malah Ikut Olahraga Bareng dan Hajatan Saat Tunggu Hasil Tes Swab! Ternyata Dia Positif Corona

Baca Juga: Corona Membawa Dampak Positif Bagi Keluarga : Mereka Lebih Bahagia

Penampakan ini dibilang oleh pengawas taman sebagai sesuatu yang amat sangat jarang terjadi.

Menurut Brian Silliman, Profesor Biologi Konservasi Laut, perilaku hewan-hewan tersebut merupakan respons dari tidak adanya gangguan manusia.

"Mereka merespons dengan cepat terhadap tidak adanya gangguan manusia," ujarnya.

Wah, ternyata wabah virus corona membawa dampak positif juga, ya.

Source : nakita, National Geographic, Cosmopolitan, GridHITS

Editor : Hits

Baca Lainnya



>

PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular