Bak Angin Surga di Tengah Kepanikan, Ilmuwan ini Temukan Darah Pasien Corona yang Sudah Sembuh Bisa Jadi Obat Covid-19 yang Mujarab

Sabtu, 18 April 2020 | 18:43
pxfuel.com

Ilustrasi seseorang diambil darahnya. Plasma darah diklaim dapat sembuhkan penderita corona

Bak Angin Surga di Tengah Kepanikan, Ilmuwan ini Temukan Darah Pasien Corona yang Sudah Sembuh Bisa Jadi Obat Covid-19 yang Mujarab

GridHITS.id - Wabah corona masih menjadi momok bagi masyarakat.

Apalagi penderita positifnya terus bertambah dari hari ke hari.

Kabar baiknya, pasien sembuh terus bertambah, meski yang meninggal dunia juga masih berjatuhan.

Baca Juga:Baru Saja Ditangkap Polisi, Ketua RT Penolak Jenazah Perawat Kembali Dilanda Musibah Baru, Apa?

Baca Juga:Peneliti ITB : Bila Pemerintah DKI Jakarta Ambil Kebijakan ini, Korban Covid-19 Tak Akan Mencapai Angka Puluhan Ribu

Tapi di balik kekhawatiran masyarakat, guru besar asal Amerika menemukan plasma darah dapat menumpas virus corona dari tubuh penderita sampai tuntas.

Para ilmuwan di Stanford Medicine membuat tes yang dapat mendeteksi antibodi yang diciptakan sistem kekebalan tubuh untuk menyerang virus corona, SARS-CoV-2.

Seperti melansir Newsweek, Senin (13/4/2020), dibutuhkan waktu dua hingga tiga hari untuk mendapatkan hasil dari tes ini.

Tim peneliti menggunakan sampel darah dari pasien Covid-19 dan plasma darah yang diambil dua tahun lalu, karena plasma darah ini tidak mengandung SARS-CoV-2 sebagai kontrol untuk memverifikasi tes. Dr. Thomas Montine, profesor dan ketua patologi di School of Medicine menjelaskan upaya mencari antibodi dalam plasma darah akan memberikan pandangan yang lebih komperhensif.

"Yakni tentang apa yang terjadi pada seseorang yang terinfeksi atau telah terinfeksi virus (corona)," kata Dr. Montine.

Dr. Montine mengakui tes itu bukan alat yang sempurna, tetapi itu salah satu cara yang mungkin dapat digunakan untuk membantu merancang protokol dalam mengatasi pandemi ini.

Pendekatan ini juga diklaim dapat membantu menyelidiki pengobatan Covid-19 yang potensial yang dikenal sebagai terapi plasma konvalesen.

Terapi ini menggunakan antibodi yang diambil untuk dari seseorang yang selamat dari penyakit.

Dalam hal ini, pasien Covid-19 yang sembuh, yang kemudian plasma darahnya dapat dipindahkan ke orang yang terinfeksi penyakit yang sama.

"Pendekatan itu bisa sangat penting dalam periode ini, ketika kita tidak memiliki vaksin atau terapi definitif lainnya," kata Dr. Montine.

Baca Juga:Dulu Dihujat karena Sering Menikah Setingan, Kini Artis ini Nikahi Pengusaha Kaya dan Bisa Ngungsi ke Pulau Terpencil karena Takut Corona

Baca Juga:Hampir Satu Bulan Menjalani Masa Karantina, Sarwendah Tiba-Tiba Curahkan Kondisi Tak Terduga Ruben Onsu di Tengah Wabah Virus Corona, Ada Apa?

Saat ini, tes antibodi ini tengah dikembangkan dis eluruh dunia, tetapi kualitasnya akan beragam.

"Kami pikir ini adalah kebutuhan medis yang mendesak," jelasnya.

Tes ini dilakukan dengan mengambil antibodi IgM dan IgG.

Sementara bukti menunjukkan pasien Covid-19 membentuk antibodi pada tahap awal infeksi.

Pada tahap akhirnya diyakini antibodi melimpah dan bertahan lebih lama di dalam tubuh.

Akan tetapi, karena virus corona, SARS-CoV-2 ini sangat baru, maka tim peneliti tidak dapat memastikan berapa lama antibodi itu dapat bertahan.

Ilmuwan terkendala mesin penguji Sebagai tes serologis, pendekatan ini berbeda dengan skrining atau pemindaian yang digunakan untuk mendiagnosis pasien yang diduga terinfeksi virus corona yang menyebabkan Covid-19.

Baca Juga:Jangan Langsung Santap, Makanan Kiriman Ojol Berpotensi Tularkan Virus Corona, ini Tip Supaya Tetap Aman dan Sehat!

Baca Juga:Pandemi Belum Mereda, Denny Darko Malah Ungkap Hal ini Lebih Berbahaya Daripada Virus Corona, Apa?

Di mana sekresi pernapasan diambil dari dalam saluran hidung seseorang untuk menemukan bahan genetik dari virus corona baru, SARS-CoV-2.

Dr. Montine mengatakan tim memiliki persediaan yang cukup untuk menjalankan tes selama enam bulan.

Sayangnya, mereka masih terkendala mesin yang dimiliki saat ini dalam menjalankan tes tersebut.

"Pada akhirnya, kami bercita-cita untuk memberikan pengujian serologis kepada sebanyak mungkin orang di California Utara," sambung dia.

Komisioner Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat, Dr. Stephen Hahn mengatakan agensi mengeluarkan kebijakan pada bulan Maret lalu.

Kebijakan itu dikeluarkan untuk memungkinkan pengembangan tes serologis tertentu untuk mulai memasarkan atau menggunakan tes tersebut.

Baca Juga:Bikin Kaget, Selain Virus Corona yang Jadi Pembunuh No. 1, di Laboratorium Wuhan ini Masih Tersimpan 1.500 Virus Paling Mematikan di Dunia!

Baca Juga:Bikin Senang, Obat yang Bisa Lumpuhkan Virus Corona Sudah Siap Dikirimkan, Dexa Medica Sumbangkan Obat untuk 5000 Pasien

Namun, itu dapat dilakukan setelah evaluasi akurasi yang menyatakan tes untuk penggunaan plasma darah pasien Covid-19 yang sembuh memang dapat diandalkan sebagai terapi terhadap infeksi virus corona baru, SARS-CoV-2.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ilmuwan Deteksi Antibodi Plasma Darah untuk Lawan Corona SARS-CoV-2"

Tag

Editor : Saeful Imam

Sumber kompas