Baca Juga: Kabar Terbaru, Masa Karantina Covid-19 Resmi Diubah Tidak Lagi Menjadi 14 Hari, Ini Penjelasan Ahli
Baca Juga: Yuk Jaga Daya Tahan Tubuh dengan Mengonsumsi 5 Makanan Pendukung Ini Biar Terhindar Covid-19
Dikutip dari Kompas.com, virus dengan mutasi D614G awalnya hanya dijumpai sekitar 10%, lalu sampai akhir Maret naik mencapai 67%.
Kemudian, di akhir November 2020, virus dengan mutasi D614G telah mendominasi 90% virus penyebab kasus positif Covid-19 di dunia.
Adanya mutasi virus ini menyebabkan manusia lebih mudah terinfeksi dan virus mampu bertahan lebih lama di tubuh manusia.
Bahkan kini dilaporkan virus corona SARS-CoV-2 dengan mutasi D614G telah mendominasi kasus positif di Indonesia.
Virus dengan mutasi D614G ini awalnya terjadi di benua Eropa, kemudian diikuti di Amerika Utara, Oseania dan Asia.
Dekan FK-KMK, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., PhD., SpOG(K)., menuturkan penemuan awal ditemukannya mutasi virus Covid-19 ini diharapkan akan mendukung upaya pemerintah yang saat ini tengah dalam uji pengembangan vaksin.
“Kita sangat bersyukur ada penemuan awal ini sehingga nantinya bisa berperan dalam pengembangan vaksin maupun obat dan terapi kedepannya. Selain itu, memberikan dampak pada strategi kebijakan kesehatan masyarkat maupun pengelolaan pasien di rumah sakit,” katanya.