PenelitiBongkarSoal Kekuatan Tanaman Ini yang Disebut Bisa Bunuh Virus Corona hingga 80 Persen, Tapi Ahli Epidemiologi Malah Katakan Hal Mengejutkan
GridHITS.id -Saat ini sedang viral soal kalung anti virus corona yang mengandung eucalyptus.
Kalung tersebut diklaim bisa membantu menangkal virus corona.
Hal tersebut diungkapkan olehKepala Balai Besar Penelitian Veteriner Kementan, Indi Dharmayanti dalam tayangan di KompasTV (20/5/2020).
Bahkan disebutkan eucalyptus mampu membunuh virus corona jenis lain hingga 80 persen.
"Saya harapkan bisa, karena beginidari research kami secara invitro, memang kami bukan mengujinya dengan Covid-19 tapikitasudah mengujinya pada corona virus yang lain dengan virus influenza H5N1,"jelasnya.
"Didalam hasil laboratorium kita secara invitro bisa membunuh virus corona sekitar 80 hingga 100 persen, sedagkan untuk influenza bisa 100 persen untuk membunuh tersebut," imbuhnya.
Sebelum menemukan hasil yang demikian, para peneliti disebut telah melakukan riset dalam laboratorium terhadap beberapa tanaman asli Indonesia.
Kemudian disebut eucalyptus lah yang paling memilikipotensi antivirus terbaik di antara bahan yang diuji coba.
Indi juga menjelaskan mengapa eucalyptus bisa menangkal virus corona.
Dijelaskan bahwa eucalyptus memiliki bahan aktif bernama minyak atsiri yang bisa mengikatmain protease dari virus corona.
"Di dalam eucalyptus ini, kita ketahui bahwa dia memiliki bahan aktifnamanya minyak atsiri yang mengandung 1,8 cineol yang kita sebut eukaliptol. Eukaliptol ini lah yang bisa mengikat main protease dari virus corona
Sehingga virus tidakbereplikasi lagi ketika dihambat oleh eukaliptol ini. Diharapkandenganmekanisme yang sama di semua virus corona walaupun kita belum menggunakan Covid-19 diharapkan potensinya juga samaterjadi di Covid-19," jelas Indi.
Meski disebut bisa membunuh virus corona, seorang ahli epidemiologi mengatakan bahwa kalung anti corona yang telah beredar tersebut tak ada relevansinya dengan Covid-19.
Pasalnya, Covid-19 menginfeksi manusia melalui droplets yang tak sengaja terhirup atau melalui sentuhan ke dalam mata atau mulut.
"Saya tidak melihat relevansi yang kuat antara kalung di leher dengan paparan virus ke mata, mulut, dan hidung,"jelasEpidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman, dilansir dari Kompas.com.
Dicky pun menjelaskan bahwa riset tersebut bukan mengguakan sasaran Covid-19.
Oleh karena itu, dia menganggap produksi produk eucalyptus yang ditujukan untuk mencegah virus corona terlalu dipaksakan dan berpotensi menimbulkan salah persepsi.
"Belum terbukti secara ilmiah dan dimuat di jurnal ilmiah tentang potensi mencegah virus SARS-CoV-2," jelas dia.
Ia juga mengimbau pada pemerintah untuk fokus pada strategi yang sudah jelas terbukti secara ilmiah, yaknitesting, tracing, dan isolated.
"Adanya kalung apa pun tidak akan berpengaruh saat tangan yang terpapar virus menyentuh hidung, mata, dan mulut," kata Dicky.