Follow Us

Pelajaran Buat Semua, Jasad Korban Virus Corona Dibedah, Seorang Ahli Syok Temukan Fakta di Luar Nalar

Hanifa Qurrota A'yun - Selasa, 06 Juli 2021 | 17:30
Anggota staf medis yang mengenakan APD membawa jenazah pasien Covid-19 di sebuah rumah sakit di Amritsar, India pada 24 April 2021. Varian baru corona India sudah masuk Tangerang Selatan.
Narinder NANU / AFP

Anggota staf medis yang mengenakan APD membawa jenazah pasien Covid-19 di sebuah rumah sakit di Amritsar, India pada 24 April 2021. Varian baru corona India sudah masuk Tangerang Selatan.

GridHITS.id - Peneliti ini mendadak syok usai melakukan pembedahan terhadap tubuh jenazah pasien covid-19.

Sesuatu yang belum pernah di temui sebelumnya, terdapat pada bagian dalam tubuh korban yang meninggal akibat virus corona.

Hal itu terjadi usai seorang ilmuwan China membedah salah seorang korban.

Tubuh yang diotopsi merupakan jenazah dari seorang pria berusia 50 tahun.

Ia disebtukan sudah meninggal akhir Januari lalu akibat virus corona.

Baca Juga: Diburu Masyarakat Hingga Jadi Langka dan Harganya Melonjak, Inilah 4 Fakta 'Susu Beruang': Yakin Bisa Menangkal Covid-19?Melansir The Lancet, ini berdasarkan otopsi yang dilakukan para ahli dari Pusat Medis Kelima Rumah Sakit Umum, Tentara Pembebasan Rakyat di Beijing.

Rupanya dalam tubuh korban terdapat situasi yang mirip dengan wabah SARS, penyakit yang pernah menyerang China Selatan tahun 2002-2003.Pada saat itu SARS menewaskan lebih dari 800 orang dan lebih dari dua lusin negara saat itu juga merasakan dampak dari wabah tersebut.

Sementara itu wabah MERS mewabah tahun 2012, pertama kali diidentifikasi di Arab Saudi menyebabkan 860 kematian secara global.

Peristiwa ini terjadi beberapa waktu lalu.Pria yang diotopsi di Beijing itu memiliki gejala awal pada 14 Januari kemudian meninggal dua minggu kemudian.Setelah itu dia mendonasikan tubuhnya untuk bahan penelitian jika dirinya meninggal, namun akhirnya dia benar-benar tewas.Kemudian setelah ilmuwan melakukan peneliti dengan otopsi temukan pada alveoli di kedua paru-parunya mengalami kerusakan.Juga ditemukan cedera pada hatinya yang kemungkinan disebabkan oleh virus corona.Ada kerusakan yang kurang substansial pada jaringan jantung, menunjukkan bahwa infeksi "mungkin tidak secara langsung merusak jantung."

Peneliti mengatakan, bahwa pengobatan antiinflamasi yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak boleh secara rutin digunakan di luar uji klinis.

Baca Juga: Jadi Syarat Utama Melakukan Perjalanan Antar Daerah, Begini Cara Download Sertifikat Vaksin Covid-19 Format TerbaruWa Fu-sheng dan Zhao Jingmin dua rekan penulis itu tidak mampu menghadapi kometar lebih lanjut.Tapi mereka mencatat dalam penelitian ini bahwa tidak ada patologi yang ditemukan, sebelum kasus virus corona.

Source : Grid.ID

Editor : Rachel Anastasia Agustina

Baca Lainnya

Latest