Follow Us

Terancam Hukuman Mati, Pelaku Penusukan Syekh Ali Jaber Ternyata Dulunya Adalah Penggemar Berat, Mendadak Jadi Benci Gara-gara Dipengaruhi Oleh Sosok Ini

Hanifa Qurrota A'yun - Rabu, 23 September 2020 | 18:59
Alfin Andrian, tersangka penusuk Syekh Ali Jaber, yang disebut ayahnya pernah dirawat di rumah sakit jiwa.
Tribun Lampung

Alfin Andrian, tersangka penusuk Syekh Ali Jaber, yang disebut ayahnya pernah dirawat di rumah sakit jiwa.

"tayangan-tayangan timur tengah," imbuh Ken.

Hingga Alpin memiliki kebencian yang begitu mendalam segala hal yang terkait timur tengah.Kesukaan terhadap kepada Syekh Ali Jaber, berubah menjadi kebencian."Dia mulai berpikir, oh ternyata orang timur tengah jahat-jahat, sadis-sadis. Karena dia secara agama tidak kuat. Dari tadinya menyukai akhirnya kayak takut, 'Ngeri sekali berarti orang timur tengah'," imbuh Ken.Ken mengatakan Alpin berbicara cukup lancar.Tak ada tanda-tanda tidak waras. Sebab, masih menjawab pertanyaan sesuai konteks pembahasan.

"Dan tadi aku tanya, kamu kok pegang pisaunya bagus banget kayak orang terlatih. Dia mengakui pernah belajar pencak silat," kata Ken.

Ken berpandangan, sosok Alpin seperti tertakan.

Ditambah kedua orang tuanya telah bercerai. Ken yang telah berpengalaman berbincang dengan kelompok radikal ini, melihat sosok Alpin tidak berafiliasi dengan kelompok radikal manapun.

Baca Juga: Aurel Hermansyah Disebut Tak Perawan, Atta Halilintar Akui Bakal Ciduk Sang Pelaku Untuk Bikin Konten Bareng: Kalau Ketemu Aku Kontenin!

Baca Juga: Heboh Video Detik-detik Calon Pengantin di Palembang Dikeroyok Hingga Ambruk! Terdengar Suara Perempuan Diduga Ibu Pelaku Berteriak: Ayo Serang "Dia masalah keluarga, ekonomi tidak mampu, secara agama dia Salat saja tidak bisa. Jadi kalau saya melihat ini lone wolf, dia melakukan sendiri, tunggal, tidak berafiliasi dengan kelompok manapun. Karena tayangan-tayangan dia akhirnya dari suka, menjadi tidak suka," tutur Ken.Alpin terpengaruh di media sosial. Terprovokasi di media sosial bahwa Pemerintah Indonesia tidak adil, kemudian banyak koruptor dibiarkan.

Ditambah tekanan karena orang tua yang berpisah. Kemudian terpengaruh dengan tayangan-tayangan yang menyudutkan timur tengah.

"Dia korban di internet, latar belakangnya adalah keluarga yang tidak harmonis. Dia bukan gila, tapi dia orang yang psikopat. Dia menyendiri, dia punya dunianya sendiri, punya pemikiran yang berbeda dengan umumnya. Sehingga dia melakukan hal-hal di luar nalar," ucap Ken.Ken mengatakan Alpin berasal dari keluarga dengan ekonomi yang pas-pasan.Ibunya kerja sebagai Tenaga Kerja Wanita di Hongkong.

Baca Juga: Kini Bebas Setelah Belasan Tahun Mendekam Dalam Tahanan Gara-gara Bunuh Pacarnya, Lidya Pratiwi Mengaku Benci Pada Ibu dan Pamannya Hingga Mengaku Ingin Bunuh Diri

Baca Juga: Awalnya Santai Dilaporkan Polisi, Kini Pedangdut Lia Ladysta Malah Kalang Kabut Minta Damai: ‘Kami Percaya Syahrini Bukan Tipikal Ribut’Sementara Alpin sendiri belum berkeluarga."Dia tinggal di rumah sempit, satu rumah dihuni banyak keluarga. Kadang-kadang temperamen, marah, anak broken home.

Punya waktu sela, dia punya duit ke warnet, main medsos, main gamePunya waktu sela, dia punya duit ke warnet, main medsos, main gameDan di situ dia ketemu seseorang.Siapa orang yang menunjukan, katanya dia tidak kenal, cuma ngasih lihat sesekali, terus tertarik sendiri," kata dia.Ken melihat Alpin sebagai korban internet.

Source : tribunnews

Editor : Hits

Baca Lainnya

Latest