Follow Us

Terancam Hukuman Mati, Pelaku Penusukan Syekh Ali Jaber Ternyata Dulunya Adalah Penggemar Berat, Mendadak Jadi Benci Gara-gara Dipengaruhi Oleh Sosok Ini

Hanifa Qurrota A'yun - Rabu, 23 September 2020 | 18:59
Alfin Andrian, tersangka penusuk Syekh Ali Jaber, yang disebut ayahnya pernah dirawat di rumah sakit jiwa.
Tribun Lampung

Alfin Andrian, tersangka penusuk Syekh Ali Jaber, yang disebut ayahnya pernah dirawat di rumah sakit jiwa.

Terancam Hukuman Mati, Pelaku Penusukan Syekh Ali Jaber Ternyata Dulunya Adalah Penggemar Berat, Mendadak Jadi Benci Gara-gara Dipengaruhi Oleh Sosok Ini

GridHITS.id -Belum lama ini publik dihebohkan dengan kasus penusukan ulama Syakh Ali Jaber oleh seorang pemuda bernama Alpin.

Ken Setiawan selaku pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, berkesempatan berbincang dengan tersangka.

Ken pun mengaku sudah berbincang panjang lebar dengan Alpin.

Baca Juga: Berani Tusuk Lengan Hingga Pisau Tertancap di Lengan, Paranormal Mbah Mijan Sebut Pelaku Penyerangan Syekh Ali Jaber Akan Dapat Karma Hingga 7 Turunan

Baca Juga: Sempat Diduga Alami Gangguan Jiwa, Tersangka Penusukan Syekh Ali Jaber Dijatuhi Pasal Berlapis dan Terancam Hukuman 10 Tahun PenjaraMenurut Ken, Alpin berbicara dengan lancar.

Pertanyaan yang diajukan oleh Ken, dijawab dengan lancar."Ada motif yang mungkin belum di-sharing ke media," tutur Ken kepada Tribunnews.com, Selasa (22/9/2020).Ken dalam perbincangan bersama Alpin, sempat menanyakan bagaimana akhirnya Alpin bisa berpikiran untuk melakukan penusukan terhadap Syekh Ali Jaber."Padahal jauh sebelum terkenal, Alpin itu sosok yang mengagumi Ali Jaber," tuturnya.

Alpin ternyata kerap menonton tayangan-tayangan yang menghadirkan sosok Syekh Ali Jaber."Dia sempat menonton tayangan-tayangan Ali Jaber, sebelum tenar," sambung Ken. Alpin memiliki kebencian, karena terpengaruh media sosial.

Baca Juga: Diduga Alami Gangguan Kejiwan, Pelaku Penusukan Syakh Ali Jaber Ternyata Sudah Lama Intai Korban dari Sosial Media, Nekat Menyerang Lantaran Takut dengan Isi Ceramahnya

Baca Juga: Pelaku Penusukan Disebut-sebut Alami Gangguan Kejiwaan, Syekh Ali Jaber Minta Polisi Cari Dalang Penyerangannya Sampai Ketemu: Saya Tidak Percaya Dia Gila, Dia Berani dan Terlatih!

Lalu, kerap ke warnet dan menonton tayangan-tayangan mengenai timur tengah.Terutama yang menyudutkan timur tengah. "Ditambah Dia (Alpin) latar belakang keluarga broken home, keluarganya pisah, akhirnya dia nonton di warnet. Di situ dia ketemu seseorang yang memberikan informasi tentang

"tayangan-tayangan timur tengah," imbuh Ken.

Hingga Alpin memiliki kebencian yang begitu mendalam segala hal yang terkait timur tengah.Kesukaan terhadap kepada Syekh Ali Jaber, berubah menjadi kebencian."Dia mulai berpikir, oh ternyata orang timur tengah jahat-jahat, sadis-sadis. Karena dia secara agama tidak kuat. Dari tadinya menyukai akhirnya kayak takut, 'Ngeri sekali berarti orang timur tengah'," imbuh Ken.Ken mengatakan Alpin berbicara cukup lancar.Tak ada tanda-tanda tidak waras. Sebab, masih menjawab pertanyaan sesuai konteks pembahasan.

"Dan tadi aku tanya, kamu kok pegang pisaunya bagus banget kayak orang terlatih. Dia mengakui pernah belajar pencak silat," kata Ken.

Ken berpandangan, sosok Alpin seperti tertakan.

Ditambah kedua orang tuanya telah bercerai. Ken yang telah berpengalaman berbincang dengan kelompok radikal ini, melihat sosok Alpin tidak berafiliasi dengan kelompok radikal manapun.

Baca Juga: Aurel Hermansyah Disebut Tak Perawan, Atta Halilintar Akui Bakal Ciduk Sang Pelaku Untuk Bikin Konten Bareng: Kalau Ketemu Aku Kontenin!

Baca Juga: Heboh Video Detik-detik Calon Pengantin di Palembang Dikeroyok Hingga Ambruk! Terdengar Suara Perempuan Diduga Ibu Pelaku Berteriak: Ayo Serang "Dia masalah keluarga, ekonomi tidak mampu, secara agama dia Salat saja tidak bisa. Jadi kalau saya melihat ini lone wolf, dia melakukan sendiri, tunggal, tidak berafiliasi dengan kelompok manapun. Karena tayangan-tayangan dia akhirnya dari suka, menjadi tidak suka," tutur Ken.Alpin terpengaruh di media sosial. Terprovokasi di media sosial bahwa Pemerintah Indonesia tidak adil, kemudian banyak koruptor dibiarkan.

Ditambah tekanan karena orang tua yang berpisah. Kemudian terpengaruh dengan tayangan-tayangan yang menyudutkan timur tengah.

"Dia korban di internet, latar belakangnya adalah keluarga yang tidak harmonis. Dia bukan gila, tapi dia orang yang psikopat. Dia menyendiri, dia punya dunianya sendiri, punya pemikiran yang berbeda dengan umumnya. Sehingga dia melakukan hal-hal di luar nalar," ucap Ken.Ken mengatakan Alpin berasal dari keluarga dengan ekonomi yang pas-pasan.Ibunya kerja sebagai Tenaga Kerja Wanita di Hongkong.

Baca Juga: Kini Bebas Setelah Belasan Tahun Mendekam Dalam Tahanan Gara-gara Bunuh Pacarnya, Lidya Pratiwi Mengaku Benci Pada Ibu dan Pamannya Hingga Mengaku Ingin Bunuh Diri

Baca Juga: Awalnya Santai Dilaporkan Polisi, Kini Pedangdut Lia Ladysta Malah Kalang Kabut Minta Damai: ‘Kami Percaya Syahrini Bukan Tipikal Ribut’Sementara Alpin sendiri belum berkeluarga."Dia tinggal di rumah sempit, satu rumah dihuni banyak keluarga. Kadang-kadang temperamen, marah, anak broken home.

Punya waktu sela, dia punya duit ke warnet, main medsos, main gamePunya waktu sela, dia punya duit ke warnet, main medsos, main gameDan di situ dia ketemu seseorang.Siapa orang yang menunjukan, katanya dia tidak kenal, cuma ngasih lihat sesekali, terus tertarik sendiri," kata dia.Ken melihat Alpin sebagai korban internet.

Melihat tayangan-tayangan timur tengah tanpa mengetahui akar permasalahan.Terpengaruh dengan tayangan-tayangan ISIS."Perhatian bagi masyarakat umum, jangan tonton tayangan-tayangan yang sebenarnya kita tidak memahami sendiri. Kita bisa terpapar. Walaupun kita tidak berafiliasi dengan kelompok manapun," ujar Ken.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pelaku Penusukan Dulunya Pengagum Syekh Ali Jaber, Berubah Setelah Bertemu Seseorang

Source : tribunnews

Editor : Saeful Imam

Baca Lainnya

Latest