Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Tolak Sogokan 25 Miliar Rupiah dari Pemerintah, Keluarga Petani Ini Bertahan Hidup Selama 20 Tahun di Dalam Bandara

Cecilia Ardisty - Sabtu, 22 Agustus 2020 | 07:00
Petani yang tetap bertahan hidup di lahan Bandara Narita
Tangkap Layar YouTube BBC

Petani yang tetap bertahan hidup di lahan Bandara Narita

Ratusan sukarelawan dan aktivis bersatu mendukungnya selama bertahun-tahun.

Baca Juga: Merinding! Usai Tepat Prediksi Wabah Corona 10 Bulan Silam, Abhigya Anand Ungkap Ramalan Mengerikan Usai Pandemi Berakhir : Dunia Alami Krisis Pertanian Hingga Banyak Terjadi Kelaparan dan Kehancuran

Baca Juga: Bak Ledakan Hiroshima Akibat Bom Atom! Tumpukan Pupuk Pertanian 2700 Ton itu Meledak dan Hancurkan Bangunan Sejauh 10 KM, Simak Fakta Kedahsyatannya

Takao menyatakan dia pernah diiming-imingi uang tunai yang sangat besar dengan catatan dia harus meninggalkan tanahnya tersebut.

“Mereka menawari saya 180 juta yen (1,7 dollar AS atau Rp 25 miliar). Itu setara dengan gaji seorang petani selama 150 tahun. Saya tidak tertarik dengan uang, saya ingin terus bertani. Saya tidak pernah berpikir untuk pergi," kata dia kepada BBC.

Bandara Narita melayani sekitar 40 juta penumpang dan 250.000 penerbangan dalam setahun.

Dua landasan pacu bandara itu kedua seharusnya melewati tanah Takao Shito. Tetapi karena Takao berkukuh tidak menjual tanahnya, landasan pacu bandara itu harus didesain sedemikian rupa.

Menurut sebuah artikel oleh Answer Coalition, Pengadilan Lokal Chiba mengumumkan keputusan yang tidak adil yang memungkinkan eksekusi wajib atas tanah Takao pada 20 Desember 2018.

Baca Juga: Sang Istri Sempat Hampir Ditipu Saat Jual Istana Cinere, Anang Hermansyah Dibuat Kesal Ketika Ashanty Beli Tanah Tanpa Izin

Baca Juga: Kisah Nyata! Anak Sapi Berkepala Dua dan Bermata Empat yang Baru Lahir dan Terkulai di Tanah Ini Bikin Warga Probolinggo Syok Sampai Jadi Tontonan

Tetapi keesokan harinya, Takao memenangkan keputusan pengadilan lain yang memerintahkan penghentian sementara proses eksekusi sampai persidangan di Pengadilan Tinggi Tokyo dimulai tahun berikutnya.

Takao Shito masih merawat pertanian organiknya di tengah Bandara Narita, dan menjual hasil bumi segar kepada sekitar 400 pelanggan. Bahkan, pandemi Covid-19 tidak berdampak negatif terhadap perekonomiannya.

Source :Kompas.com

Editor : Hits

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x