Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Semua Laki-laki di Kampung ini Tiba-tiba Menghilang Semuanya, Polisi Temukan Fakta Tak Terduga

Saeful Imam - Sabtu, 04 Juli 2020 | 18:39
Warga Desa Mompang Julu, Kecamatan Panyabungan Utara, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), membakar dua mobil dan memblokir Jalinsum, Senin (29/6/2020).
Tribun-medan.com/istimewa

Warga Desa Mompang Julu, Kecamatan Panyabungan Utara, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), membakar dua mobil dan memblokir Jalinsum, Senin (29/6/2020).

Semua Laki-laki di Kampung ini Tiba-tiba Menghilang Semuanya, Polisi Temukan Fakta Tak Terduga

GridHITS.id - Beberapa waktu lalu, masyarakat dihebohkan oleh kasus kerusuhan diserta kekerasan di sebuh daerah di Sumatera.

Pemicunya adalah karena bantuan sosial yang dipotong oleh Kepala Desa.

Kerusuhan itu menyebabkan beberapa anggota polisi terluka, bahkan beberapa mobil aparat hangus terbakar.

Baca Juga:Belum Dapat Bantuan Dari Pemerintah Saat Pendemi Corona? Coba Cek Dengan Cara Berikut Ini

Baca Juga:Menuju New Normal Namun Tak Kunjung Dapatkan Bansos, Begini Cara Mendapatkan Bantuan dari Pemerintah Meski Belum Terdata

Kaum lelaki di Desa Mompang Julu, Mandailing Natal ( Madina), Sumatera Utara, tiba-tiba seolah menghilang ketika polisi menyisir kampung tersebut.

Penyisiran dan identifikasi dilakukan oleh Polres Madina, Polda Sumut, serta Brimob pascabentrokan di wilayah tersebut.

"Kami tidak ada menemukan satu pun laki-laki di kampung ini," kata Kepala Urusan Humas Kepolisian Resor Madina Brigadir Kepala Yogi, Jumat (3/7/2020).

Para lelaki dewasa di desa itu diduga melarikan diri dan bersembunyi di perbukitan.

Awal mula bentrok Madina Lihat Foto Gara-gara pembagian BLT Covid-19 ratusan warga memblokade jalan dan berujung bentrok dengan petugas keamanan di Desa Mompang Julu, Panyabungan Utara, Mandailing Natal, Senin (29/06/2020).

Kejadian itu menyebabkan sedikitnya enam polisi luka-luka dan tiga kendaraan hangus dibakar massa.(handout) Pada Senin (29/6/2020), ratusan warga Desa Mompang Julu, Penyabungan Utara, Mandailing Natal, Sumatera Utara, memblokade jalan nasional penghubung Sumatera Utara dan Sumatera Barat.

Mereka juga membakar dua unit mobil dan melempari petugas keamanan.

Akibatnya, sejumlah polisi mengalami luka-luka. Bentrokan ini dipicu oleh kekecewaan warga perihal pembagian Bantuan Langsung Tunai ( BLT).

Baca Juga:Sempat Menuai Kontroversi Karena Tak Tepat Sasaran, Jokowi Kini Geram Hingga Tekan Para Gubernur dan Menteri Terkait Pendistribusian Bansos : Buka Data Transparan

Baca Juga:Baca Syarat dan Ketentuan Supaya Mendapatkan BLT Sebesar 600 Ribu Tiap Bulan dari pemerintah

Warga memprotes kepala desa setempat. Uang BLT yang seharusnya dibagikan Rp 600.000 tetapi hanya diberikan Rp 200.000 kepada warga.

"Kenapa bantuan yang seharusnya diberikan Rp 600.000 per kepala keluarga, namun yang didapat hanya Rp 200.000?" tanya Awaluddin, salah seorang warga.

Mereka menuntut kepala desa segera dicopot dari jabatannya.

Mediasi sempat dilakukan, tetapi warga meminta Bupati Madina Dahlan Hasan Nasution dan kepala desa didatangkan ke hadapan mereka.

Aksi berujung ricuh lantaran warga menolak dibubarkan hingga polisi membawa satu unit mobil water cannon.

Massa membakar dua unit mobil dan satu sepeda motor, serta melempari petugas.

Enam polisi terluka, tiga di antaranya harus dirawat di rumah sakit.

Lihat Foto Aksi protes ratusan warga terkait pembagian BLT di Desa Mompang Julu Kecamatan Panyabungan Utara, Madina berujung ricuh, Senin (29/6) sore.

Baca Juga:Tak Perlu Repot Siapkan Ini dan Itu, Cukup Serahkan KTP dan KK Pada Kepala Desa, BLT Sebesar 600 Ribu Bisa Langsung Diterima

Baca Juga:Penting! Catat Baik-baik Tata Cara Mendapat Bantuan Langsung Tunai dari Pemerintah

Kejadian itu menyebabkan sedikitnya enam personel polisi luka-luka, dua mobil (salah satunya mobil dinas Waka Polres) serta satu sepeda motor warga dibakar massa.

Warga melakukan aksi unjuk rasa di Madina karena masalah bantuan sosial terkait dampak Covid-19.

Warga melakukan aksi unjuk rasa di Madina karena masalah bantuan sosial terkait dampak Covid-19.

(handout) Kepala desa mundur Senin (29/6/2020) malam, Camat Panyabungan Utara Ridho Pahlevi menyampaikan pernyataan tertulis dari kepala desa.

Kepala desa menyatakan bersedia mundur dari jabatannya.

"Demikian surat pernyataan kepala desa yang sudah bersedia untuk mengundurkan diri yang saya bacakan. Dan kami meminta kepada warga untuk membuka jalan demi kenyamanan kita bersama," ungkap Camat, Senin (29/6/2020).

Namun, masyarakat belum merasa puas.

Mereka menuntut agar aksi kericuhan yang terjadi tidak diproses oleh polisi.

Warga mengancam melakukan aksi lebih besar jika polisi menangkap mereka.

Tiga orang diamankan, warga kembali blokade jalan Lihat Foto 350 personel aparat gabungan disiagakan paska aksi protes ratusan warga terkait pembagian BLT di Desa Mompang Julu Kecamatan Panyabungan Utara, Madina berujung ricuh, Senin (29/6) sore.

Baca Juga:Ingin Mendapatkan Bansos Covid-19 Tahap 2 yang Cair Juni 2020? Begini Cara Klaim Agar Dapat Uang Tunai Rp600 Ribu Per Bulan

Baca Juga:Satu Kabar Baik, Bansos Tunai Tahap II Siap Cair Bulan ini! Segera Cek Nama di Cekbansos.siks.kemsos.go.id

Kejadian itu menyebabkan sedikitnya enam personel polisi luka-luka, dua mobil (salah satunya mobil dinas Waka Polres) serta satu sepeda motor warga dibakar massa.

Aksi bentrokan di Madina.
kompas.com

Aksi bentrokan di Madina.

(handout)

Beberapa hari pascabentrokan pertama, tepatnya Kamis (2/7/2020) siang, warga kembali memblokade jalan.

Hal itu dilakukan menyusul ditangkapnya tiga warga yang diduga kuat berperan dalam kerusuhan.

"Ada tiga orang warga yang kita amankan, dan itu yang menyebabkan warga kembali memblokade jalan," kata Kasat Reskrim Polres Madina AKP Azwar Anas.

Warga mendesak supaya proses hukum tak dilanjutkan.

Namun, Azwar mengatakan, permintaan warga tersebut tidak bisa dipenuhi.

"Tetap harus kita proses hukum dan tidak mungkin kita biarkan. Bisa-bisa nanti efeknya lebih besar lagi," tutur dia.

Jalan yang diblokade akhirnya kembali dibuka.

Pascaperistiwa itu, sedikitnya 300 personel gabungan terus berjaga di lokasi.

Lihat Foto Personel dari Polres Mandailing Natal (Madina), Ditreskrimum Polda Sumut dan Batalyon C Brimob menyisir Desa Mompang Julu guna melakukan identifikasi, pascabentrokan gara-gara BLT yang terjadi pada Senin (29/06/2020).

Akibat kejadian itu sedikitnya enam polisi luka-luka, dua mobil dan satu sepeda motor hangus dibakar massa.

Baca Juga:Bansos Corona 2020 Tak Turun-turun? Begini Cara Cek Data Penerima Bansos Covid-19 Rp600 Ribu Secara Online

Baca Juga:Belum Dapat Bantuan Dari Pemerintah Saat Pendemi Corona? Coba Cek Dengan Cara Berikut Ini

Disisir, awalnya tak temukan laki-laki Sehari usai aksi kedua, tepatnya Jumat (3/7/2020), Polres Madina, Tim Inafis, serta Ditreskrimum Polda Sumatera Utara melakukan penyisiran.

"Penyisiran untuk kepentingan penyidikan serta inventarisasi apa saja kerusakan yang terjadi pascabentrokan," kata Kaur Humas Polres Madina Bripka Yogi.

Dalam penyisiran itu, ditemukan rumah kepala desa dirusak oleh massa yang mengamuk.

Anehnya, polisi tak menemukan satu pun laki-laki dewasa di kampung tersebut.

Diduga mereka bersembunyi dan melarikan diri di kawasan perbukitan untuk menghindari petugas.

"Ini kami bersama Pak Kapolres Madina, Wadir Krimum Polda Sumut, dan Brimob sedang turun ke lokasi dan melakukan penyisiran. Dan kami tidak ada menemukan satu pun laki-laki di kampung ini," kata Yogi.

Setelah terus menyisir, polisi akhirnya mengamankan delapan laki-laki dewasa.

"Delapan orang kita amankan saat sedang bersembunyi di semak-semak, dan sudah kita bawa ke Mapolres," tutur dia. Dengan demikian, saat ini ada 11 warga yang diamankan. "Jadi sampai saat ini ada 11 warga dan masih kita lakukan pemeriksaan," kata dia.

Yogi menyebutkan, situasi saat ini telah berangsur kondusif.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Kami Tak Menemukan Satu Pun Laki-laki di Kampung Ini..."

Editor : Hits

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x