Üstündağ mencatat bahwa banyak makanan, terutama makanan bungkus dan olahan, mengandung garam berlebihan.
"Warga kita harus melacak garam dalam makanan mereka di hari-hari ini," katanya.
"Selain itu, harus diingat bahwa hanya menjauhkan garam dari meja atau menghindari penggunaan garam saat memasak tidak menunjukkan diet yang dibatasi garam.
Tetapi saat mengonsumsi makanan olahan, kadar garam harus diperiksa, dan makanan olahan dengan kadar garam dan lemak jenuh tinggi, serta makanan dengan indeks glikemik tinggi, harus dihindari."
Selain itu, Üstündağjuga mengatakanbahwa dampak Covid-19 lebih parah pada orang yang merokok dan mengkonsumsi produk tembakau yang serupa, menggarisbawahi bahwa rokok dan produk tembakau adalah faktor risiko penyakit kronis yang signifikan yang memperpendek harapan hidup dan kualitas hidup.
"Merokok bukan hanya fasilitator perkembangan tumor paru-paru tetapi juga merupakan faktor risiko yang sangat serius untuk perkembangan penyakit jantung, pembuluh darah dan ginjal," katanya.
"Karena alkohol juga menekan sistem kekebalan tubuh, tergantung pada jumlah, warga negara kita harus berhati-hati tentang konsumsinya."
Dia juga menambahkan bahwa kita harus mementingkan berolahraga di rumah selama periode ini dan mempertahankan pola tidur yang tenang dan teratur di lingkungan yang gelap untuk sistem kekebalan tubuh yang sehat.
Artikel ini sudah pernah tayang di GridHealth.id dengan judul:Saran Ahli, Kurangi Asupan Garam Saat Pandemi Covid-19, Ini Alasannya