GridHits.id -Banyak di antara perempuan menginginkan tubuh yang ideal.
Oleh karenanya diet ketat dan olahraga jadi pilihan agar tubuh ideal dan juga sehat.
Tapi sayangnya, tak semua perempuan mampu menurunkan berat badannya meski sudah diet dan olahraga.
Bahkan, beberapa orang mengalami kenaikan berat badan setelah menerapkan pola hidup sehat.
Baca Juga: Tanpa Olahraga, Shandy Aulia Bagikan Kiat Turunkan Berat Badan Hingga 10 Kilogram Usai Melahirkan
Baca Juga: Kabar Gembira Bagi Ibu Hamil yang Gemuk! Berat Badanmu Akan Turun 10% Saat Hamil
Apa masalahnya?
Mengutip dari Kompas.com, sebuah studi menemukan hal masalah dari pertanyaan banyak perempuan itu.
Hasil riset menemukan,seseorang lebih baik menurunkan berat badan jika pola makan dibuat sesuai tubuh kita daripada sekedar mengikuti saran umum mengenai makanan yang dianjurkan dan dihindari.
Riset tersebut diperkuat dengansebuah studi baru yang diterbitkan di Jurnal Cell, sebuah tim peneliti Israel mencermati sejumlah biomarker pada 800 orang usia antara 18 dan 70.
Dalam penelitian tersebut, selama satu pekan pria dan wanita itu mengenakan alat yang mengukur kadar gula darah setiap lima menit. Mereka juga menggunakan aplikasi bergerak untuk mencatat dari dekat asupan makanan, pola tidur dan olahraga.
Baca Juga: Kabar Baik, 5 Makanan Ini Dapat Tingkatkan Kekebalan Paru-paru dari Covid-19, Virus Numpang Lewat!
Baca Juga: Mengenal Dekat Ashraf, Aming Beberkan Pola Olahraga yang Katanya Terlalu Banyak dan Diet Ekstrim
Selain itu, mereka diminta mengisi kuesioner mengenai kesehatan, memberikan sampel darah dan tinja untuk dites.
Periset akhirnya menemukan kadar gula darah amat bervariasi di antara peserta penelitian setelah mereka makan.
Kadar tersebut dinilaisangat bervariasi bahkan ketika mereka menyantap makanan yang sama.
Beberapa makanan mampu menurunkan gula darah pada satu orang, akan tetapi justru menaikkan gula darah orang lain.
Informasi itu menemukan, rekomendasi pola diettertentu tidakselalu cocok diterapkan semua orang.
"Selama bertahun-tahun pemikiran kami adalah orang mengalami kegemukan, diabetesdan penyakit pola makan lain, karena tidak mengikuti anjuran pola makan," kata pemimpin penelitian Eran Segal dan Eran Elinav dari Weizmann Institute of Science Israel.
"Namun dari studi kami, ada kemungkinan lain faktanya pola makan yang dianjurkan ternyata tidak sesuai.
Baca Juga: Sering Kita Konsumsi, Ternyata 5 Makanan Ini Tak Boleh Dikonsumsi Setiap Hari, Bahaya untuk Tubuh!
"Kami percaya pesan yang dibawa pula adalah jika diettidak berhasil, bukan salah Anda tetapi salah si program diet," katanya.
Haltersebut juga diyakini terhadap perbedaan milyaran bakteri yang hidup di perut dan amat berbeda dari satu orang ke orang lain.Riset lain dari studi yang diterbitkan di Jurnal Obesity Research & Clinical Practice menemukan, bahkan ketika mereka olahraga dan mengonsumsi makanan yang sama, orang dewasa pada 2006 lebih berat dari orang di 1988.
Dari penelitian tersebut, terjadiperubahan mikrobiome di perut mungkin berperan di antara kemungkinan lain.
"Kita baru di permulaan dalam mengeksplorasi bagaimana mikrobiome kompleks mempengaruhi fisiologi dan kesehatan kami," kata peneliti Jennifer Kuk, profesor Kinesiologi dan ilmu kesehatan di York University.
"Penelitian baru ini hal menjanjikan mikrobiome mungkin berperan penting bagaimana kita mengatur berat badan dan dapat menjadi target baru untuk intervensi penurunan berat badan," katanya.
Baca Juga: Plak Berkurang dan Pembuluh Darah Bersih dengan Makanan Alami ini!
Baca Juga: Bukan Sembarang Sayur, Wanita Ini Lahap Menyantap Makanan dengan Akar hingga Biji Teratai
Selanjutnya Segal dan Elinav kembali memajukan ilmu pengetahuan dalam risetnya.
Dalam studi itu, mereka juga mengambil semua data yang dikumpulkan dan menciptakan algoritma yang mampu memprediksi bagaimana kadar gula darah seseorang merespons makanan yang dimakan.
Mereka mengatakan, algoritma itu dapat digunakan untuk menciptakan dietyang sifatnya personal untuk masing-masing orang.
"Kami membuktikan profil komprehensif yang kami ukur dapat digunakan untuk mencapai dan mendesain dietyang disesuaikan keperluan seseorang," katanya.
"Visi kami adalah mampu menurunkan prediksi dan dietpersonal menggunakan satu set input yang dapat diisi orang dalam sebuah kuesioner dan satu sampel mikrobiome di waktu dekat. Itu bakal berbiaya efektif," tambahnya.