Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Bukannya Sehat, Berjemur Sinar Matahari pada Jam ini Berisiko Sebabkan Kanker Berbahaya, Catat Waktunya!

Saeful Imam - Rabu, 01 April 2020 | 11:06
Jam berjemur yang tepat adalah saat matahari tak terlalu terik, cukup seminggu tiga kali. Hindari di atas jam 10 pagi
Pexels.com/Julian Jagtenberg

Jam berjemur yang tepat adalah saat matahari tak terlalu terik, cukup seminggu tiga kali. Hindari di atas jam 10 pagi

Bukannya Sehat, Berjemur Sinar Matahari pada Jam ini Berisiko Sebabkan Kanker Berbahaya, Catat Waktunya!

GridHITS.id - Imunitas atau daya tahan tubuh yang kuat adalah kunci untuk menangkal penyakit.

Saat pandemi corona, berjemur dianjurkan para pakar kesehatan agar tubuh dapat terbentengi dari virus berbahaya.

Tak usah heran, banyak orang yang membiasakan dan mengajak berjemur.

Baca Juga:Ekonom Faisal Basri :"Ongkos Lockdown 2 Minggu Lebih Murah Daripada Wabah Corona Menyebar Tak Terperikan!"

Baca Juga:Gelah Penikahan di Tengah Pandemi Corona, Feni Rose Harus Tunda Resepsi Sang Anak

Sinar mentari menghasilnya zat yang sangat bermanfaat, yaitu sinar ultraviolet.

Saat mengenai permukaan kulit langsung (tanpa terhalang pakaian), sinar UV tersebut diubah oleh tubuh menjadi vitamin D.

Vitamin D tersebut dibutuhkan untuk menjalankan fungsimetabolisme kalsium, imunitas tubuh, serta mentransmisi kerja otot dengan saraf.

Kondisi itu jelas sangat bermanfat karenatubuh manusia tidak dapat memproduksi vitamin D sendiri oleh tubuh, jadi tubuh mendapatkannya dari luar.

Kalaupun ada makanan yang mengandung vitamin D, terbatasterbatas hanya dari jenis-jenis makanan tertentu saja.

Baca Juga:Tak Bermaksud Mendahului Takdir, Mbak You Sebut Wabah Virus Corona di Indonesia Bisa Lebih ‘Mengganas’ ke Depannya & Menyerang Manusia, Ada Apa?

Baca Juga:Abaikan Imbauan Pemerintah dan Nekat Gelar Resepsi Pernikahan, 37 Tamu Pun Terinfeksi Virus Corona

Artinya, berjemur sinar matahari adalah cara murah meriah menyuplai vitamin D ke dalam tubuh.

Kecukupan asupan vitamin D bagi tubuh dapat menghindarkan tubuh dari berbagai penyakit seperti rematik, TB, diabetes, dan lainnya.

Kekurangan vitamin D pada anak-anak dapat mengakibatkan penyakit rakitis.

Selain itu, sinar matahari berperan penting di dalam menjaga dan merawat kesehatan kulit.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan paparan sinar matahari dapat mengatasi sejumlah kondisi kulit.

HATI-HATI BERJEMUR PADA WAKTU INI BERISIKO SEBABKAN KANKER

Hanya saja, kita perlu berhati-hati memilih waktu saat berjemur sinar matahari.

Sebaiknya berjemur pada pukul 07.00 hingga 10.00 di saat matahari belum terik.

Hindari berjemur pada kisaran pukul 10.00-16.00 karena dapat mengakibatkan kerusakan kulit dan meningkatkan risiko timbulnya kanker kulit.

Tak usah heran, WHO tak menganjurkan berjemur pada pukul 10 pagi.

Semua itu melihat kadar indeks Ultra Violet (UV) pada jam 10 ke atas adalah kadarnya 5 sehingga kadarnya sangat kuat.

Oleh karena itu, dia menganjurkan untuk berjemur sesuai referensi World Health Organizaition (WHO) yaitu di bawah jam 10 pagi karena kadar UV Indeks di angka 3, jadi masih tergolong aman.

Kanker kulit atau melanoma banyak ditemukan pada seseorang yang terpajan sinar matahari.

Baca Juga:Ramalannya Jarang Meleset, Terawangan Mbak You Soal Kapan Berakhirnya Virus Corona Ini Justru Bikin Nyesek

Baca Juga:Pandemi Corona Berdampak Pada Perekonomian Rakyat, Jokowi Beri Keringanan Cicilan Untuk Ojol dan Pengusaha Menengah

Kanker melanoma merupakan jenis kanker yang berkembang di sel pigmen kulit bernama melanosit.

Sel ini memiliki fungsi sebagai penghasil melamin yang berperan menyerap sinar ultraviolet dan melindungi kulit dari kerusakan.

Melanoma merupakan jenis kanker yang cukup langka dan sangat berbahaya.

Seperti kanker lainnya, kanker ini sangat agresif dan menyebar.

Awalnya, jenis kanker ini akan menyerang mulai dari kulit dan kemudian sejalan dengan waktu, kanker akan menyebar ke organ lain pada tubuh.

Pada beberapa kasus, kanker melanoma dimulai dengan tumbuhnya tahi lalat di permukaan kulit.

Tahi lalat tanda kanker melanoma biasanya muncul tidak normal pada bagian tubuh.

Tahi lalat atau bintik hitam yang muncul biasanya berwarna lebih gelap dan sangat cepat berkembang.

Baca Juga:Dianggap Kuat dan Mematikan, Ternyata Virus Corona Dapat Lenyap Dengan Benda ini!

Baca Juga:Andrea Dian Bongkar Tenaga Medis yang Kewalahan Tangani Penderita Corona, 'Pasien Membeludak'

Hingga kini masih belum diketahui secara pasti penyebab kanker ini bisa terjadi, namun mutasi genetik diyakini menjadi salah satu penyebabnya.

Selain itu, sering berjemur di bawah matahari dan terkena radiasi sinar matahari juga disebut bisa meningkatkan risiko seseorang terkena kanker melanoma.

Pasalnya, paparan sinar matahari berlebih juga bisa merusak DNA dalam sel-sel kulit yang pada kasus tertentu bisa menyebabkan kerusakan yang memengaruhi gen dan memicu kanker.

Paparan sinar matahari akibat berjemur memang bisa berdampak berbeda antara satu orang dengan yang lainnya.

Pada beberapa orang, sel-sel kulit yang terpapar sinar matahari tidak mampu memperbaiki DNA yang rusak, dan cenderung rentan mengembangkan kanker melanoma.

Tahi lalat melanoma biasanya memicu rasa gatal, dan bisa mengeluarkan darah.

Seseorang berisiko terkena melanoma jika memiliki tahi lalat yang jumlahnya sangat banyak misalnya lebih dari 50 buah, sering terpapar sinar matahari, memiliki riwayat keluarga dengan penyakit yang sama, pernah memiliki melanoma, dan memiliki kulit yang sensitif serta mudah terbakar sinar matahari.

Baca Juga:Bak Punya Firasat, Mbah Mijan Mendadak Peringatkan Masyarakat Indonesia untuk Buru-buru Lakukan Hal Ini Sebelum Korban Virus Corona Makin Meroket Tajam, Ada Apa?

Baca Juga:Ingin Lakukan Rapid Test Corona? Ini Jejaring Laboratoriumnya di 34 Provinsi

Selain itu, berjemur juga jangan terlalu lama, cukup 15 menit saja, waktunya bisa 2-3 kali seminggu.

DI ATAS JAM 10, GUNAKAN TABIR SURYA ATAU PELINDUNG

Bila kita beraktivitas di luar yang banyak terpajan sinar matahari, sebaiknya pakai perlindungan.

Gunakan topi, pakaian lengan panjang, celana panjang dan kacamata anti UV yang meminimalkan terpaparnya kulit terhadap sinar matahari.

Disarankan juga untuk menggunakan payung atau berlindung di bawah atap ketika matahari sedang terik-teriknya.

Meski sebagian besar kasus kanker kulit melanoma terjadi karena paparan sinar UV, tapi bukan berarti semua orang yang terpapar akan mengalami hal yang sama.

Ada faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena kanker melanoma.

Salah satunya punya tahi lalat, lalu mengalami gangguan kekebalan tubuh, pernah mengalami kanker kulit, dan sebagainya.

Editor : Hits

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x