Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Siapa yang Masih Begini? Siapa Sangka Minyak Sudah 2 Kali Pakai Berbahaya untuk Manusia dan Lingkungan

Rachel Anastasia - Selasa, 15 November 2022 | 20:00
Ilustrasi minyak goreng
Freepik/pmvchamara

Ilustrasi minyak goreng

GridHITS.id -Ternyata minyak goreng yang sudah digunakan dua kali berubah jadi limbah.

Limbah itu masuk kategori B3 yang bisa membahayakan.

Bahkan limbah B3 itu pun disebut-sebut tak hanya membahayakan manusia.

Melainkan juga lingkungan yang bisa 'terancam' karena adanya limbah B3.

Dan salah satu 'penyumbang' limbah itu adalah minyak goreng yang sudah dipakai dua kali.

Seperti diketahui, minyak goreng tentu sudah jadi bagian dari rumah tangga.

Banyak sekali makanan di tanah air yang diolah secara digoreng.

Tak jarang juga kita menggunakan minyak goreng untuk lebih dari satu kali menggoreng.

Minyak goreng pun jadi berbahaya karena beberapa faktor ini:

1. Lama Pemanasan

Pemanasan 10-12 jam pertama membuat bilangan iod berkurang, sedangkan jumlah oksigen dalam lemak bertambah, hingga kandungan persenyawaan juga berkurang.

Baca Juga: Hasilkan 75 Publikasi Riset Hingga Tahun 2022, Danone SN Indonesia Dorong Transformasi Kesehatan

2. Suhu

Pengaruh suhu terhadap kerusakan minyak telah diselidiki dengan menggunakan minyak jagung yang dipanaskan selama 24 jam pada suhu 120 160 dan 200, menghasilkan bilangan peroksidasi lebih rendah dibandingkan dengan pemanasan pada suhu 120.

Hal ini merupakan indukasi bahwa persenyawaan peroksidasi bersifat tidak stabil terhadap panas. Kenaikan nilai dan indeks bias paling besar pada suhu 200, karena pada suhu tersebut jumlah senyawa polimer yang terbentuk relatif cukup besar.

3. Kecepatan Aerasi

Kecepatan aerasi juga memegang peranan penting dalam menentukan perubahan-perubahan selama oksidasi termal.

Nilai kekentalan naik secara proporsional dengan kecepatan aerasi, sedangkan bilangan iod semakin menurun dengan bertambahnya kecepatan aerasi.

Konsentrasi persenyawaan karbonil akan bertambah dengan penurunan kecepatan aerasi.

Senyawa karbonil dalam lemak-lemak yang telah dipanaskan dapat berfungsi sebagai pro-oksidan atau sebagai akselerator pada proses oksidasi.

Apa limbah B3 itu?

Limbah B3 merupakan limbah yang di dalam konsentrasinya terdapat kandungan zat-zat berbaya yang dapat merusak lingkungan serta mengganggu kesehatan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Minyak goreng lebih dari 2 kali pemakaian akan mempengaruhi perubahan viskositas dari minyak goreng tersebut, dari perubahan viskositas dari minyak goreng lebih dari 2 kali pemakaian sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh, khususnya untuk tekanan darah dan kolesterol.

Baca Juga: Jangan sampai Nyawa Anda yang Menjadi Taruhannya! Orang-orang yang Miliki Masalah Kesehatan Ini Jangan Pernah Nekat Makan Terong Bila Tak Ingin Hal Buruk Terjadi, Ada Apa?

Ketahuilah, dalam minyak jelantah mengandung senyawa-senyawa yang bersifat merusak kesehatan dalam tubuh.

Minyak jelantah menjadi bahaya karena kandungan lemak tidak jenuh serta berbagai vitamin dalam minyak seperti A, D, E dan K semakin sering digunakan minyak berulang kali maka kandungan tersebut akan mengalami penyusutan. Dan akan menyisakan asam lemak jenuh justru dapat mengakibatkan penyakit berbahaya.

Untuk mengenali bentuk minyak jelantah bisa dilihat dari warnanya yang coklat gelap, kental dan berbau tengik.

Minyak yang sering digunakan berkali-kali jadi sarang untuk perkembangbiakan sebagai jenis bakteri. Salah satunya yaitu Clostridium botulinium, bakteri penyebab penyakit dalam tubuh.

Dimana bakteri tersebut akan makan dari partikel dan remah-remah sisa gorengan yang ada diwajan atau minyak, maka menggoreng dengan minyak bekaspun akan membuat tubuh rentan kena infeksi bakteri.

Dalam sebuah penelitian penggunaan minyak goreng secara berulang kali atau penggorengan menggunakan minyak jelantah, hasilnya mengkonsumsi gorengan yang berlebih sangat berpengaruh pada kenaikan kolesterol, karena pada suhu yang tinggi digunakan oleh penjual gorengan dan penggunaan minyak berkali kali akan mengakibatkan ikatan rangkap pada asam lemak tidak jenuh rusak, sehingga tinggal asam lemak jenuh saja.

Penggunaan minyak jelantah juga akan menyebabkan penumpukan lemak, asam lemak jenuh yang ada pada minyak goreng umumnya terdiri dari asam miristat, asam palmitat, asam laurat dan asam kaprat jika dikomsumsi dalam jumlah berlebih, dapat meningkatkan kadar kolesterol naik, karena lemak jenuh tersebut akan mengalami hidrolisis selama proses pencernaan yaitu dirubah menjadi molekul seperti endapan yang ditimbun di sel dan jaringan lemak.

Sedihanya dalam penelitian ditemukan fakta, 85% masyarakat mengatakan tidak mengetahui bahwa mengonsumsi gorengan dalam jangka waktu yang panjang akan mempengaruhi kenaikan kolesterol, dan 25% lainnya hanya mengetahui bahwa mengkonsumsi gorengan dalam jangka yang panjang hanya menyebabkan tenggorokan gatal dan batuk.

Perbandingan kolesterol yang normal dengan kolesterol responden, dimana jumlah kelosterol yang ideal yakni <100 mg/dl.

Minyak jelantah masih bisa digunakan, dan ini solusi terbaik daripada dikonsumsi ataupun dibuang ke alam. Yaitu menjadikannya Biodisel.

Jadi minyak jelantah jelantah bisa digunakan sebagai pengganti untuk petroleum-based diesel, karena biodisel adalah daya energi yang dapat diperbaharui dan sumber energi yang ramah energi.

Baca Juga: Kesehatan Keluarga Bisa Saja Terancam! Jangan Lagi Nekat Simpan Bawang Putih di Dalam Kulkas Jika Hal Ini Tak Ingin Terjadi pada Orang Tersayang, Kok Bisa Sih?

Artikel ini telah tayang diGridHealthdengan judulMinyak Goreng Sudah 2 Kali Digunakan Menjadi Limbah B3, Bahayakan Kesehatan juga Lingkungan

Editor : Hits

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x