Bifarma mendapatkan Ijin Operasional dari Kementerian Kesehatan, dan Sertifikasi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari BPOM.
Pada tahun 2020, perusahaan ini telah berkembang menjadi industri farmasi yang memiliki fasilitas pengolahan sel punca dan metabolit yang baru dan terbesar di Indonesia yang telah memiliki Ijin Operasional dari Kementerian Kesehatan dan Sertifikasi CPOB dari BPOM.
Produk Regenic memiliki tiga fokus, kata dr. Sandy.
Di antaranya, stem cell autologus (bersumber dari pasien untuk pasien yang sama), stem cell alogenik (dari donor untuk pasien), dan metabolit sel punca (secretome). Kapasitas produksi maksimum untuk stem cell alogenik adalah 80 miliar sel atau setara dosis 1.000 pasien dan 15.000 liter secretome.
“Regenic telah bekerja sama dengan berbagai Universitas di Indonesia, khususnya sebagai pelopor dalam penelitian aplikasi klinis sel punca untuk indikasi osteoarthritis, luka bakar, dan patah tulang,” jelas dr. Sandy.
Regenic juga sering kali tampil di acara ilmiah international.
Salah satunya, Cell and Gene Therapy Asia dan Biologics Contracts Manufacturing Asia untuk meng-update perkembangan terbaru dalam terapi sel dan genetik dunia.
Pada tahun 2021, Regenic bekerja sama dengan tiga rumah sakit, yaitu RSUD dr. Moewardi, RSUP dr. Sardjito, dan RS Hasan Sadikin untuk uji klinis sel punca pada pasien Covid-19 gejala berat, dengan dana hibah dari Ristek-BRIN dan dibawah pengawasan BPOM.
Saat ini, Regenic juga secara resmi bekerja sama dengan beberapa rumah sakit, diantaranya RSUP dr. Sardjito dan RSJP Harapan Kita untuk aplikasi klinis sel punca bagi pasien penderita cedera tulang belakang dan jantung.
Baca Juga: Komitmen Turunkan Stunting, Kalbe Latih Kader Puskesmas di Tangerang