Rupanya kebijakan tersebut tidak mendapatkan sambutan baik dari masyarakat Indonesia.
Setelah mendengar kabar bahwa Sri Mulyani tarik pajak jualan pulsa, token Listrik, kartu perdana, hingga voucher, para netizen auto menangis.
Terpantau dari akun gosip instagram @mintulgemintul, banyak di antara mereka yang justru mengeluh dengan adanya kebijakan tersebut.
Terutama para penjual pulsa, mereka mengeluh lantaran untung yang didapat dari berjualan pulsa tidak seberapa.
"Boro-boro pajak, untung jualan pulsa 1000 rupiah pertransaksi,
sehari cuma bisa paling rame 30 orang x 1000, berarti 30 ribu. 30 ribu buat jajan anak + dipakai isi pulsa dan paket biar bisa transaksi lagi... aneh-aneh ya, ngisap banget," tulis akun @euisaftaf.
"Kalo gitu ga usah jual pulsa aja ya. Ya Allah kasihanilah hambamu yang miskin ini.
YANG JUAL PULSA MARILAH BERSAMA-SAMA STOP JUALAN PULSA, BIAR RAKYAT INDONESIA KIRIM SMS ATAU TELPONAN KE JAMAN DAHULU KALA VIA SURAT," akun @flomeyjen menambahkan.
"Sekolah online beli kuota, eh dikenain pajak.
Makan ga boleh di luar, pesen via online, nggak punya kuota, beli kuota eh kena pajak.
Makanan dateng dicek kena ongkir, kena pajak resto + pajak kuota," imbuh akun @baharii.baharii