"Berdasar pengalamanku kemarin, jelas-jelas kayak aku divorce kemarin segala macam itu keputusan salah ya," kata Gisel.
"(Keputusan) yang aku ambil, yang enggak nanya dulu, mengonfirmasi konfirmasi sendiri dengan pengetahuan aku dan segala macam, ego segala macem," ucapnya.
Ada peran masa lalu, ketakutan mengalami hal yang dialami orangtuanya dulu membuat Gisel mempertimbangkan untuk berpisah.
Walaupun kedua orangtuanya tidak bercerai, Gisel tidak ingin mengalami badai yang dialami kedua orangtuanya, ditambah lagi kedua orangtuanya berbeda keyakinan.
Jadi begitu ada masalah di rumah tangganya dengan Gading, Gisel langsung berpikir tidak ingin seperti orangtuanya, yang mempertahankan rumah tangga demi anak.
"Aku enggak mau ah end up kayak orangtuaku yang bertahan demi aku, ceritanya waktu itu memang," kata Gisel.
"Waktu itu, I don't want to end up like that (seperti kedua orangtua), tapi itu twist-nya iblis pinter banget sih, di-twist-twist otak aku seakan-akan, 'sudah pisah aja," katanya kemudian.
Kenangan masa lalu yang dianggapnya sebagai pencetus pemikiran tak ingin mengulang hal yang sama itu kemudian seperti mendapatkan pembenaran ketika Gisel bertemu dengan psikolog.
Pembenaran bahwa apa yang dilakukan Gisel untuk bercerai adalah imbas masa lalunya.
"Maksud dia (psikolog) mungkin baik, mungkin aku mau diproses, dia ngomong aku tuh begini karena aku kurang sosok ayah dari kecil," kata Gisel.