Usai Kabar Gembira Pemilik Golongan Darah O Kebal Covid-19, Studi Terbaru Sebut Vitamin D Bisa Beri Hasil Lebih Baik Bagi Virus Corona
GridHITS.id -Sebelumnya mucul penelitianjikapemilikgolongan darah O lebih kebal melawan Covid-19.
Studi terbaru menyatakan jika vitamin D justru beri hasil lebih baik bagi virus Corona dan mempercepat kesembuhan.
Penelitiansebelumnyamenunjukkan orang dengan golongan darah O cenderung memiliki risiko lebih rendah tertularCovid-19.
Orang dengan golongan darah O juga disebutkan lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan penyakit serius jika mereka sudah terinfeksi.
Pada bulan Maret, sebuah penelitian di China menunjukkan golongan darah O justru mendapatkan perlindungan lebih terhadap virus termasuk Covid-19.
Orang dengan golongan darah O dianggap lebih kebal terhadap Covid-19 dan memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk menderita sakit parah.
Penulis penelitian dari RS St Michael di Toronto, Kanada, Dr Joel Ray, mengatakan orang-orang dalam kelompok golongan darah O mungkin telah mengembangkan antibodi yang dapat mengenali beberapa aspek dari virus baru itu.
"Studi kami selanjutnya secara khusus akan melihat antibodi yang ada pada golongan darah itu, dan apakah betul golongan darah O memiliki efek perlindungan atau tidak," ujar Ray.
Saat ini, para peneliti masih membuktikan bagaimana golongan darah O dapat berpengaruh pada pencegahan atau pengobatan Covid-19.
Studi terbaru menyebut kekurangan vitamin D seringkali dikaitkan dengan infeksi Covid-19 tingkat parah.
Hal itu karena Vitamin D disebut dapat memberi hasil pengobatan lebih baik bagi pasien virus corona.
Namun, seorang dokter di Brasil menyatakan peningkatan kadar vitamin D pada pasien yang sakit kritis tidak mempercepat penyembuhan pasien di rumah sakit.
Hal tersebut juga disebutnya tidak menurunkan kemungkinan agar pasien tidak dirawat di ICU hingga pada kematian.
Dalam sebuah makalah yang diposting di medRxiv, sebelum tinjauan sejawat, sebanyak 240 pasien yang dirawat di rumah sakit karena COVID-19 parah secara acak diberikan vitamin D3 dosis tinggi maupun plasebo.
Tercatat 6,7 persen dalam kelompok vitamin D memiliki tingkat gizi "kurang", sementara sebanyak 51,5 persen pasien dalam kelompok plasebo.
Namun, berdasarkan penelitian, upaya pemberian vitamin D tersebut disebut tidak menunjukkan hasil.
Hal yang sama juga terjadi ketika para peneliti berfokus pada 116 pasien dengan kekurangan vitamin D sebelum perawatan.
Para penulis mengatakan suplementasi vitamin D tidak efektif untuk mengurangi lama perawatan di rumah sakit atau hasil klinis lainnya di antara pasien rawat inap dengan Covid-19 yang parah.