Senyawa bahan alam ini memiliki beberapa keunggulan.
Misalnya, toksisitasnya yang rendah, serta risiko terjadinya efek samping lebih sedikit jika dibandingkan dengan bahan kimia yang dibuat di pabrikan.
“Selain itu, sampai saat ini pengelolaan Covid-19 masih seputar mengobati gejala, karena belum ada obat atau vaksin yang secara definitif mampu mengatasi Covid-19 itu sendiri. Karena itu, ini menjadi peluang menemukan senyawa baru yang lebih baik,” kata Syahrul.
Salah satu senyawa sumber alam yang dilirik Syahrul dan teman-temannya adalah alfa mangostin.
Ini didasarkan atas penelitian lain yang menunjukkan bahwa senyawa hasil isolasi kulit buah manggis ini memiliki aktivitas antivirus yang mirip dengan nelfinavir, atau obat anti-HIV yang digunakan sebagai salah satu pengobatan gejala Covid-19.
Aktivitas nelfinavir pada SARS-CoV-2 berperan menghambat pertumbuhan virus.
“Kita punya ide, kalau aktivitasnya sama, maka senyawa alfa mangostin pun memiliki aktivitas yang sama terhadap virus SARS-CoV-2,” kata dia.
Berangkat dari rujukan penelitian tersebut, ketiganya mencoba melakukan studi awal dengan cara memodifikasi senyawa alfa mangostin.
Modifikasi dilakukan untuk memperbaiki sifat-sifat dari senyawa alfa mangostin.
Studi dilakukan dengan menggunakan metode komputasi dibantu Guru Besar Fakultas Farmasi Unpad Prof Muchtaridi.