"Kalo dibilang Anjayani suatu hal sama kaya anj*y itu tidak," ujar Lutfi.
"Kalo ditanya ke gua, 'kenapa elu ngomong Anjayani?' Anjayni kaya contoh waktu itu gua keceplosan gara-gara makan odading, (memperagakan minum teh manis) 'teh manisnya rasanya anjayani'," sambungnya.
"Nah gua ngomong kaya gitu, jadi yang gau sampaikan itu tujuannya untuk mengekspresikan ketika rasa masakannya enak, melihat sesuatu yang mewah atau 'wah' kaya gitu. Tujuannya bukan untuk menghina, menghuat, mengumpat, seperti itu," tukasnya.
Lebih lanjut, menurutnya kata itu tidak ada di kamus mana pun sehingga menurutnya kata tersebut berbeda dengan kata anj*y.
Lutfi mengelak keras jika ia meniru kata anj*y.
"Nggak nggak nggak, dibilang memakai anjay enggak, itu satu kesatuan kata yang gua sampaikan," tegas Lutfi.
"Anjayni muncul juga dari hasil pembelajaran gua ketika mendapatkan ilmu dari pakar bahasa. Kalo ditujukan untuk mengekspresikan, ya nggak ada masalah bahasa apa pun ya, ya sudah salah satunya dengan anjayani. Kalo anjayani digunakan untuk sesuatu hal yang positif, sah-sah aja, itu pembelajaran apa yang gua dapet kemaren," jelasnya panjang lebar.
Melihat pernyataan Lutfi, banyak warganet yang memberikan komentarnya.