Baca Juga: Tanpa Menggunakan Obat Tidur, Cegah Insomnia dengan Cara Sederhana Ini Agar Tak Mengundang Penyakit MengerikanPara peneliti mengidentifikasi hubungan antara durasi tidur yang lebih lama dan kesehatan yang lebih buruk. Misalnya, sebuah penelitian, yang diikuti 276 orang dewasa selama 6 tahun, menyimpulkan:"Risiko obesitas meningkat untuk orang yang tidur dengan durasi pendek dan panjang, dibandingkan dengan orang yang tidur dengan durasi rata-rata, dengan peningkatan risiko masing-masing 27% dan 21%."
Temuan ini bertahan bahkan ketika para ilmuwan mengontrol analisis untuk usia, jenis kelamin, dan indeks massa tubuh dasar. Durasi tidur juga dapat memengaruhi kematian, menurut beberapa peneliti.4. Kurang tidur bisa mematikanTidak ada catatan siapa pun yang meninggal karena kurang tidur. Secara teori, itu mungkin saja, tetapi sejauh ilmuwan dapat memastikan, itu tidak mungkin.
Baca Juga: Tampil Natural dan Makan Lesehan, Posisi Duduk Iis Dahlia Justru Jadi SorotanDapat dimengerti mengapa mitos ini berakar. Kurang tidur, seperti yang dibuktikan oleh banyak orang, dapat terasa mengerikan. Namun, kasus Randy Gardner menunjukkan bahwa kurang tidur yang ekstrim tidak berakibat fatal.Pada tahun 1965, ketika Gardner baru berusia 16 tahun, dia menjadi bagian dari eksperimen kurang tidur.
Secara total, dia terjaga selama 11 hari 24 menit, yang setara dengan 264,4 jam.Selama waktu ini, dia diawasi dengan ketat oleh sesama siswa dan ilmuwan tidur. Saat hari-hari berlalu, gejala kurang tidur memburuk, tapi dia selamat.
Baca Juga: 4 Kunci Sukses Tidur Nyenyak Kurang dari 2 Menit Ala Militer AS, Para Pengidap Insomnia Harus Tahu!
Baca Juga: Pernah Terbangun Tiap Malam pada Jam yang Sama? Ini PenjelasannyaMeski mengalami berbagai penurunan fungsi tubuh, nyatanya Gardner tidak meninggal dan tampaknya tidak mengalami masalah kesehatan jangka panjang.Namun jika kita secara konsisten mengurangi waktu tidur selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, hal itu meningkatkan risiko berkembangnya beberapa kondisi, termasuk penyakit kardiovaskular, hipertensi, obesitas, diabetes tipe 2, dan beberapa jenis kanker.