1. Pengertian resesi ekonomi
Ekonom senior Universitas Gadjah Mada (UGM) Muhammad Edhie Purnawan menjelaskan, resesi ekonomi adalah istilah dalam ilmu makroekonomi yang mengacu pada penurunan yang signifikan dalam kegiatan ekonomi.
Di mana, lanjutnya, konsensus dari para ekonom dunia menyatakan bahwa terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi riil selama dua kuartal secara berturut-turut (diminishing GDP) yang disertai dengan peningkatan jumlah pengangguran.
"Tetapi, kalau dengan acuan Biro Riset Ekonomi Nasional (NBER) di US yang biasanya secara resmi mengumumkan resesi, dinyatakan bahwa penurunan GDP riil selama dua kuartal berturut-turut itu tidak lagi menjadi definisi resesi," kata Edhie kepada Kompas.com, Jumat (7/8/2020).
Edhie menambahkan, NBER mendefinisikan resesi sebagai penurunan signifikan dalam aktivitas perekonomian yang tersebar di seluruh (sebagian besar) sektor dalam perekonomian.
Dan itu berlangsung lebih dari beberapa bulan, yang biasanya bisa dideteksi dari jatuhnya GDP riil, pendapatan riil, lapangan kerja, produksi sektor-sektor industri, dan penjualan grosir dan eceran.
Sementara itu, melansir Forbes, (15/7/2020), resesi adalah penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
Selama resesi, ekonomi berjuang, orang kehilangan pekerjaan, perusahaan membuat lebih sedikit penjualan dan output ekonomi negara secara keseluruhan menurun.
Para ahli menyatakan resesi terjadi ketika ekonomi suatu negara mengalami:
produk domestik bruto negatif (PDB) negatifmeningkatnya tingkat pengangguranpenurunan penjualan ritelukuran pendapatanmanufaktur yang berkontraksi untuk periode waktu yang panjangResesi dianggap sebagai bagian tak terhindarkan dari siklus bisnis yang terjadi dalam perekonomian suatu negara.