Sudah Tak Disarankan, Catat yang Perlu Kita Ketahui dari Masker Scuba dan Buff
GridHITS.id - Beberapa hari yang lalu kembali menjadi perbincangan soal keamanan penggunaan masker scuba atau pun buff.
Semua itu berawal dari pernyataan resmi dari PT Kereta Commuter Indonesia (PT KCI) yang mengimbau penumpang untuk tidak pakai masker scuba atau buff.
Mereka meminta penumpang untuk mengenakan masker yang cukup efektif untuk menahan keluarnya droplet.Kenapa dengan masker scuba?
Baca Juga: PSBB Ketat Kembali Berjalanan, Penumpang KRL Dilarang Gunakan Masker Scuba dan Buff, Lalu Bagaimana?
Baca Juga: Tiba-tiba Miliki Wajah Cerah dan Glowing Seketika, Youtuber Ini Kaget, Ternyata Ini yang DilakukannyaPada 15 September 2020, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menanggapi larangan penggunaan masker scuba dan buff di dalam commuterline. Ia mengatakan, masker scuba dan buff kurang efektif menangkal virus corona. "Masker scuba atau buff adalah masker dengan satu lapisan saja dan terlalu tipis sehingga kemungkinan untuk tembus lebih besar," ujar Wiku, seperti diberitakan Kompas.com.
Wiku menyebutkan, masker scuba biasanya mudah ditarik ke leher sehingga penggunaannya menjadi tak efektif sebagai pencegahan.
Menurut dia, masker menjadi alat penting dalam mencegah penularan virus corona sehingga masyarakat perlu memakai masker yang berkualitas seperti masker bedah atau kain katun tiga lapis. Berdasarkan penelitian Universitas Oxford, kain katun mempunyai tingkat ketahanan dari penularan virus corona sebesar 70 persen. Meski demikian, meningkatkan ketahanan proteksi dianjurkan memasukkan tisu yang dilipat menjadi tiga bagian di dalam masker kain.
Baca Juga: Jangan Lagi Lakukan Kesalahan, Begini Cara yang Tepat Agar Masker Kain Aman Dipakai Berkali-kali
Baca Juga: Seperti Ini Cara Leluasa Bernapas Meski Seharian Beraktivitas di Luar Memakai MaskerSeberapa efektif masker scuba cegah penularan virus?Sementara itu, diberitakan Kompas.com, 14 April 2020, Peneliti Loka Penelitian Teknologi Bersih (LPTB) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Eng Muhamad Nasir menjelaskan dasar pengujian kinerja utama masker. Ia memaparkan, ada tiga tahapan pengujian kinerja utama masker yakni:
- Uji filtrasi bakteri (bactrial fitritation efficiency)
- Uji filtrasi partikulate (particulate filtration efficiency) - Uji permebilitas udara dan pressure differential (breathability dari masker) Menurut dia, masker kain dengan bahan lentur seperti scuba, saat dipakai akan terjadi perenggangan bahan sehingga kerapatan dan pori kain membesar serta membuka yang membuat permeabilitas udara menjadi tinggi. Hal tersebut membuat peluang partikular virus untuk menembus masker semakin besar.Buff