Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Peringatan Buat Kaum Muda yang Cuek! Sebagian Besar Kasus Baru Positif Corona Adalah Anak Muda, Banyak yang Kritis bahkan Tewas

Saeful Imam - Minggu, 02 Agustus 2020 | 16:15
Ilustrasi konvoi anak muda atau bikers dilarang polisi untuk meminimalisir penyebaran virus Corona.
Alvin Bahar

Ilustrasi konvoi anak muda atau bikers dilarang polisi untuk meminimalisir penyebaran virus Corona.

Peringatan Buat Kaum Muda yang Cuek! Sebagian Besar Kasus Baru Positif Corona Adalah Anak Muda, Banyak yang Kritis bahkan Tewas

GridHITS.id - Ada anggapan, anak-anak muda lebih kebal dari virus covid-19.

Bahkan, seandainya terkena virus corona, gejalanya pun ringan, alias hampir tanpa gejala.

Ternyata, semua anggapan itu sangat keliru karena anak muda tak kenal corona, bahkan gejalanya bisa parah, kritis, bahkan meninggal dunia.

Baca Juga:Jadi Bukti Pandemi Masih Panjang, Ahli Epidemiologi Beberkan Fakta Virus Corona Akan Bertahan di Indonesia Sampai 5 tahun ke Depan

Baca Juga:Belum Usai Corona Menyerang, Ratusan Babi di Palembang Dinyatakan Mati Terinfeksi Flu Babi Afrika, Kenali Gejala Ini Sebelum Terlambat

Kasus infeksi virus corona telah mencapai lebih dari 200.000 di seluruh dunia pada Kamis, 19 Maret 2020.

Penelitian terbaru menunjukkan remaja tidak kebal terhadap Covid-19.

Bahkan, saat ini anak-anak muda menyumbang kasus terbesar positif corona.

Gejalanya pun tak ringan, karena bisa menyebabkan kritis, bahkan meninggal dunia.

Dilansir SCMP (19/3/2020), penelitian itu dilakukan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

Hal itu membuat Trump mendesak para millenial di sana memperhatikan jarak sosial atau social distancing.

Studi tersebut dilakukan terhadap 4.226 orang pasien yang terinfeksi virus corona di Amerika Serikat sejak 12 Februari hingga Senin, 16 Maret 2020.

Penelitian menunjukkan bahwa sekitar seperlima dari 705 orang berusia 20-44, pada dasarnya mencakup millenial, dirawat di rumah sakit.

Baca Juga:Waspada Virus Corona Menular Lewat Udara, 7 Gejala Langka Ini Akan Mulai Muncul Saat Terkena Virus Covid-19

Baca Juga:Bukan Kabar Gembira Terkait Virus Corona, Muncul Lagi Fakta Baru Rekor Kasus Covid-19 di Tanah Air yang Jumlahnya Sudah Dekati China

Sebanyak 2-4 persen membutuhkan perawatan intensif.

Lihat Foto Pengendara sepeda melintas di persimpangan 23rd street and 6th avenue, New York, Amerika Serikat, (30/7/2019).(JUSTIN LANE/EPA-EFE)

Perawatan intensif Dilansir New York Times (19/3/2020), Ada 121 pasien yang dirawat di unit perawatan intensif.

Mereka adalah orang yang berusia di bawah 65 tahun.

Profesor epidemologi di Columbia University’s Mailman School of Public Health Stephen S. Morse mengatakan semua orang harus memperhatikan hal ini.

Tidak hanya orang tua.

Tapi orang-orang berusia 20 tahun ke atas juga harus berhati-hati, meski mereka berpikir masih muda dan sehat.

Laporan yang dikeluarkan CDC juga mencatat usia pasien.

Ada 2.449 pasien yang dilaporkan usianya dengan rincian:

6 persen berusia 85 tahun ke atas.

25 persen berusia 65-84 tahun.

29 persen berusia 20-44 tahun.

Laporan tersebut tidak menyertakan informasi tentang apakah pasien dari segala usia memiliki faktor risiko yang mendasarinya, seperti penyakit kronis atau sistem kekebalan tubuh terganggu.

Jadi tidak mungkin menentukan apakah pasien remaja yang dirawat di rumah sakit lebih rentan terhadap infeksi serius daripada kelompok usia lainnya.

Baca Juga:WHO Sudah Mengakui Kebenarannya, Begini Akhir Perdebatan Penularan Virus Corona Melalui Udara

Baca Juga:Masker dan Cuci Tangan Tak Cukup Tangkal Virus Corona, Pakar Ahli Bagikan Cara Efektif Cegah Penyebaran Covid-19 Lewat Udara

Tapi para ahli mengatakan, bahkan jika remaja dalam laporan tersebut adalah outlier medis, tetap saja faktanya remaja yang dirawat di rumah sakit adalah signifikan.

Outlier adalah data yang muncul memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat jauh berbeda dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi.

Pejabat Departeman Luar Negeri Gedung Putih Dr. Deborah Birx mengatakan dalam konferensi pers pada Rabu (18/3/2020), data dari Italia dan Perancis juga menunjukkan orang yang lebih muda tergolong sakit parah dan sakit sangat parah di ICU.

Laporan media di AS menunjukkan anak muda di perguruan tinggi atau semacamnya tidak mengindahkan langkah-langkah sosial yang ketat seperti rekomendasi CDC.

Sehingga kurva epidemi di negara itu sulit untuk diratakan.

Birx mengatakan pemerintah tidak ingin anak-anak muda berkumpul, termasuk di pantai dan restoran.

Sehingga Trump mendesak warganya untuk menghindari pertemuan sosial dengan lebih dari 10 orang.

Menurutnya anak-anak muda tidak menyadari atau mungkin merasa tidak terkalahkan karena masih muda, sehingga mengabaikan pesan-pesan pemerintah.

Anak-anak muda tidak menyadari bahwa mereka dapat membawa banyak hal buruk ke rumah ketika mereka telah terinfeksi.

Baca Juga:Polisi Sampai Turun Tangan, Ridwan Kamil Meradang dengan Aksi Nekat Rhoma Irama Manggung Saat Pandemi Covid-19

Baca Juga:Parno Jawa Barat Kembali Darurat Virus Corona, Ridwan Kamil Buru-buru Lakukan Hal Ini pada Warga yang Mau Wisata ke Puncak Bogor: ‘Mohon Maaf Kami Akan Lakukan...’

SETELAH SEMBUH, PASIEN MUDA PUN RAWAN KOMPLIKASI

Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona, memang jauh lebih mematikan pada orang tua, tetapi lebih banyak kasus pada orang berusia muda yang sehat mengalami sakit kritis.

Dari kasus yang dilaporkan pertama di AS, sekitar 40 persen pasien yang memerlukan rawat inap berada di rentang usia 20 - 54 tahun, menurut laporan terbaru Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

Sementara itu, makin banyak kisah tragis dari orang berusia muda yang kemudian sakit parah dan sekarat karena virus corona.

Dua pekerja perawat kesehatan berusia 29 tahun sakit parah di Wuhan dan hanya satu orang yang selamat, menurut laporan The New York Times.

Cerita lain muncul tentang orang-orang berusia di bawah 50 tahun dengan gejala serius hingga ramai dibicarakan di media sosial, seiring itu muncul juga pertanyaan apakah orang berusia muda yang sehat harus lebih peduli akan kasus Covid-19.

Ada alasan bagi orang di setiap kelompok usia untuk berhati-hati, kata pakar kesehatan, namun bukan karena pemahaman tentang siapa yang paling rentan terhadap virus sudah berubah.

Hanya karena orang tua lebih mungkin mengembangkan kasus Covid-19 yang parah atau lebih berisiko meninggal dunia, tidak berarti orang yang lebih muda terbebas dari ancaman itu.

Baca Juga:Dianggap Wilayah Terbaik Hadapi Corona Oleh Gugus Tugas, Tengok Hunian Gubernur Jabar Ridwan Kamil yang Sederhana dan Penuh Olahan Sampah

Baca Juga:Belum Juga Dapat Bantuan Sosial Tunai (BST) Covid-19? Buat Warga Jabar Cek Data Penerima Bansos Lewat Aplikasi Pikobar atau situs bansos.pikobar.jabarprov.go.id

Sedikit jumlah dari kasus Covid-19 terparah di kalangan orang berusia muda masih belum membuktikan data yang menunjukkan, bahwa manula adalah yang paling rentan.

Data CDC menyoroti kaum muda tidak kebal terhadap sakit parah, dengan 38 persen pasien yang dirawat di rumah sakit berusia antara 20 - 54 tahun.

Namun, data tersebut mungkin tidak sepenuhnya mewakili apa yang terjadi di Amerika Serikat.

Laporan CDC menganalisis 2.500 kasus pertama yang dilaporkan di AS, dan gelombang kasus pertama bisa menjadi yang terparah karena pengujian sangat terbatas di negara ini untuk beberapa waktu.

Pasien yang memiliki gejala paling menonjol adalah mereka yang dites terlebih dahulu, maka bisa saja orang dengan gejala lebih rendah tidak diperhatikan.

Namun, data itu mengonfirmasi apa yang telah dipelajari dari negara lain.

Yaitu risiko kematian akibat Covid-19 meningkat drastis seiring bertambahnya usia, dengan 80 persen kematian pada orang di atas 65 tahun.

Di AS, kemungkinan akan ada lebih banyak orang berusia muda yang mengalami sakit lebih parah selama beberapa minggu ke depan, karena pandemi ini masih terus berkembang.

Baca Juga:Jelang Idul Fitri, Ridwan Kamil Ucap Terima Kasih untuk Para Tenaga Medis Isyaratkan Keberhasilan Jawa Barat Dalam Menyudahi Virus Corona yang Jadi Momok

Baca Juga:Bak Mendapat Mukjizat! Jumlah Pasien Virus Corona di Jawa Barat Telah Menurun Drastis, Ridwan Kamil Bocorkan Rahasia Suksesnya Padahal Belum Genap 2 Minggu Terapkan PSBB

Hari demi hari akan berlalu sebelum seseorang mulai merasakan gejala Covid-19.

Jadi, para ahli mengantisipasi lonjakan jumlah kasus di AS, karena mereka yang berada dalam masa inkubasi mulai merasa kesakitan dan lebih banyak orang dites untuk virus corona.

"Saya pikir ini hampir merupakan masalah matematika dalam beberapa hal," kata Benjamin Singer, asisten profesor kedokteran paru-paru dan perawatan kritis di Northwestern University Feinberg School of Medicine.

"Bahkan dengan kemungkinan lebih rendah dari orang berusia muda untuk sakit kritis, beberapa orang akan mengalami sakit kritis, kasus-kasus ini bermunculan lagi dan lagi."

Kondisi kesehatan yang buruk juga dapat membuat mereka yang berusia lebih muda rentan terhadap kasus virus corona yang parah.

"Di mana kita menemukan kasus parah atau kematian pada orang muda, kami tidak benar-benar memiliki informasi lengkap tentang pasien seperti ini." Demikian kata Lee Riley, ketua divisi penyakit menular dan vaksinologi di University of California, Berkeley.

Ada kemungkinan sebagian orang berusia muda memiliki kondisi medis yang tidak diketahui.

Kondisi kronis yang dapat memengaruhi orang muda, seperti diabetes, membuat mereka lebih sulit untuk pulih dari penyakit.

Baca Juga:Jadi Bukti Pandemi Masih Panjang, Ahli Epidemiologi Beberkan Fakta Virus Corona Akan Bertahan di Indonesia Sampai 5 tahun ke Depan

Baca Juga:Waspada! Pakar Ahli Ungkap Flu Babi Jenis Baru yang Melanda China Bisa Lebih Ganas dan Menular Lewat Kontak Langsung

Bahkan orang berusia lebih muda yang merasa sehat perlu menangani pandemi secara serius karena mereka dapat menyebarkan virus bahkan tanpa gejala apa pun, kata Anthony Fauci, kepala National Institute of Allergy and Infectious Diseases.

"Jangan bersikap 'saya masih muda, saya kebal,'" kata Fauci pada konferensi pers.

"Kita tidak ingin membahayakan orang yang kita cintai, terutama mereka yang sudah lanjut usia dan mereka yang memiliki kondisi membahayakan."

"Kami tidak dapat melakukan ini tanpa orang-orang muda yang mau bekerja sama. Tolong bekerja sama dengan kami."

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bukan Hanya Lansia, Orang Usia Muda Juga Berisiko Kritis karena Corona"dan "Saat Pasien Corona di AS Didominasi Usia 20-44 Tahun..."

Source : kompas tribun

Editor : Hits

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x