Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Tarifnya Bisa Capai Harga 900 Ribu, Se Efektif Apakah Sebenarnya Rapid Tes? Simak Penjelasannya Berikut Ini

Hanifa Qurrota A'yun - Kamis, 23 Juli 2020 | 09:00
Biaya Rapid Test Ditetapkan Lebih Murah dari Sebelumnya, Seorang Ahli Malah Minta Dihentikan: Nggak Ada Gunanya, Buang Duit, Buang Tenaga!
pixabay.com

Biaya Rapid Test Ditetapkan Lebih Murah dari Sebelumnya, Seorang Ahli Malah Minta Dihentikan: Nggak Ada Gunanya, Buang Duit, Buang Tenaga!

"Kalau ada pasien dengan gejala demam tinggi, nyeri tenggorokan, setelah observasi fisik, harus dirapid test dulu. Kalau non-reaktif hasilnya, masih harus nunggu giliran di urutan ke sekian. Kalau reaktif, maka langsung diswab," jelas Irma.Padahal, lagi-lagi, mereka yang hasil rapid test-nya non-reaktif, bisa jadi berstatus positif tanpa mereka ketahui dan berpotensi menularkan ke orang lain.

Angka pengetesan orang di Indonesia melalui metode PCR yang menjadi acuan diagnosa Covid-19 sampai saat ini masih jauh di bawah syarat WHO dalam kondisi pelonggaran PSBB, yakni 40.000 tes per hari.

Rata-rata harian dalam sepekan terakhir sampai Rabu (08/07/2020) adalah 11.888 orang dari jumlah spesimen sebanyak 20.372. Elina menilai, berdasarkan jumlah spesimen yang jumlahnya hampir dua kali lipat dari orang yang dites, kapasitas pengetesan bisa ditingkatkan.

"Kami sedang mengadvokasi supaya Indonesia mengadopsi discharge criteria WHO yang tidak lagi mengharuskan syarat dua kali swab negative." "Kalau discharge criteria diubah, tidak perlu lagi 2 kali swab. Penggunaan test kit bisa digunakan untuk kasus-kasus yang baru," pungkasnya.Pemasok dari rapid test, yang sudah dijual secara online di Australia, mencoba untuk menarik perhatian pembeli dengan menulis jika mereka memeriksa diagnosa Covid-19 ideal hanya dalam waktu 15 menit.

"Hanya dengan dua tetes darah, dapatkan hasil dengan kepekaan setinggi 96,9 persen dan kekhususan sebesar 99,4 persen dalam waktu 15 menit," bunyi iklan lainnya.

Bahkan, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyebutnya sebagai game-changer, sambil mengatakan kemudahan yang ditawarkan rapid test semudah tes kehamilan.

Walaupun ada banyak iklan yang menarik perhatian, Australia sendiri telah melarang alat tes ini untuk dijual bebas, dengan memperingatkan penyalahgunaannya dapat membawa konsekuensi yang serius."Kami belum mengetahui banyak tentang pengetesan antibodi, yaitu berapa lama antibodi itu akan muncul, dan malah, apa artinya kalau hilang," kata Dr Gail Matthews dari Departemen Penyakit Menular di Rumah Sakit St Vincent's di Sydney.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Tarif Rapid Test di Indonesia Rp 150.000, Seberapa Efektif Tes Ini?

Source :Kompas.com

Editor : Hits

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x