"Karena itu, dalam memberi nama tak boleh sembarangan. Nama itu bermakna dan menyuarakan doa. Kasihlah nama yang baik dan sesuai pada anak agar kelak anak tumbuh menjadi yang diharapkan," jelasnya.
Selain itu, ada pula anggapan yang menyebut bahwa jika anak tidak mendapat nama yang sesuai, kelak akan susah hidupnya. "Pada titik ini ada semacam mitos anak yang sakit-sakitan kemungkinan keberatan nama," tambahnya lagi.
Sunu menilai bahwa "pantas" dan "sesuai' menjadi kata kunci.
"Nama yang tidak pantas atau tidak sesuai bisa menjadi masalah. Ungkapan sesuaikanlah nama dengan rupa pada dasarnya merujuk pada mitos tersebut," ujarnya.
Pengaruh terhadap karakter anak Menurut Sunu, penamaan pada anak ini tidak selalu berpengaruh terhadap karakter anak.
"Tentu bisa berpengaruh (terhadap karakter) dan bisa juga tidak. Bisa saja dengan nama, seakan-akan dikondisikan untuk anak itu agar berpenampilan dan berkarakter seperti yang diinginkan orangtua," jelasnya.
Namun, nama yang bagus tidak selalu bagus pada kenyataannya, pun sebaliknya.
Namun, tidak jarang pula yang sesuai antara nama dengan karakter anak.
Terkait dengan penamaan yang sering kali dianggap unik, Sunu menyebut tidak adanya aturan baku agar orangtua memberi nama tertentu.
"Prinsipnya, setiap orangtua punya hak atas nama yang diberikan kepada anaknya. Oleh karena itu, sering kali muncul kreativitas, ide, untuk memberi nama unik seperti pada kasus Dita Leni Ravia ini," ungkapnya.