Para responden ditanya tentang pola makannya, termasuk konsumsi garam, dan diikuti kesehatannya selama 8 tahun.
Partisipan yang pola makannya tinggi garam (sekitar 6.000 miligram perhari) beresiko dua kali lipat menderita penyakit jantung pada periode studi tersebut, dibandingkan dengan yang asupan garamnya rendah (sekitar 2.800 miligram perhari).
"Untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskulas, orang yang menderita diabetes tipe 2 harus mengontrol gula darahnya dan memperhatikan apa yang mereka makan," kata ketua studi Chika Horikawa dari Universitas Niigata.
Hasil penelitian juga menyimpulkan, membatasi asupan garam bisa mencegah komplikasi berbahaya dari penyakit diabetes.
Baca Juga: Waspada Dokter Ungkap Fakta WFH Bisa Picu Penyakit Jantung Namun Bisa Dicegah, Bagaimana Caranya?
Efek negatif garam terhadap kesehatan sudah sejak lama diketahui. Untuk orang yang sehat, asupan garam disarankan kurang dari 2.300 mg perhari.
Sementara itu untuk mereka yang memiliki faktor risiko penyakit jantung (diabetes, hipertensi, punya penyakit ginjal atau berusia di atas 51 tahun), disarankan untuk membatasi garam hanya 1.500 mg.
Selain garam yang ditambahkan dalam masakan, makanan yang secara alami mengandung garam antara lain daging, sayur, dan susu.
Sementara itu produk yang tinggi garam adalah daging yang diproses seperti sosis, bacon, atau makanan dalam kaleng.
Artikel ini telah tayang diGrid Popdengan judulRenggut Nyawa Anak Kesayangan Susi Pudjiastuti Saat Tidur, Campuran Makanan yang Disukai Banyak Orang Ini Bisa Jadi Penyebabnya