Namun, sarung tangan bukan solusi yang tepat untum mengurangi risiko infeksi. Bahkan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) tidak menganjurkan penggunaannya, kecuali di situasi tertentu seperti sebelum menyentuh gagang selang bensin, atau mengurus cucian pakaian kotor dari seseorang yang memiliki virus.
Bahkan pada situasi-situasi tersebut, sarung tangan hanya efektif jika dilepas secara tepat dan diikuti dengan praktik cuci tangan pakai sabun.
Saat berbelanja kebutuhan sehari-hari di supermarket, penggunaan sarung tangan sebetulnya tidak begitu efektif.
Ketika kita mengenakan sarung tangan dan menyentuh permukaan yang terkontaminasi, virus akan tertransfer ke sarung tangan yang menempel pada jari-jari kita.
Selain itu, sarung tangan juga memberikan rasa aman palsu dan membuat orang-orang merasa tidak apa terus menyentuh segala sesuatu, seperti wajah dan mulut mereka.
Ini dapat menyebabkan diri kita ikut terkontaminasi.
Belum lagi jika tidak melepaskannya secara hati-hati, kuman pada sarung tangan dapat dipindahkan ke tangan kita dan bagian lain dari tubuh.
Ketika melepasnya, sarung tangan tersebut harus dibuang dengan benar dan kemudian kita harus mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik.
Oleh karena itu, orang yang menggunakan dan tidak menggunakan sarung tangan memiliki risiko terinfeksi yang sama.
Diketahui bersama jika Covid-19 dapat menginfeksi melalui tetesan pernapasan atau droplet dari orang yang terinfeksi ketika mereka berbicara, batuk atau bersin di dekat kita.