GridHITS.id -Sebagai bentuk penghormatan dan wujud terima kasih atas jasa perintis Kompas Gramedia (KG), pada hari ini diselenggarakan Peresmian Patung Perintis KG.
Berlokasi di Bentara Budaya Jakarta, kegiatan ini juga bertepatan dengan hari kelahiran salah satu perintis KG, Jakob Oetama.
Keberadaan KG hari ini tidak terlepas dari perjuangan dan dedikasi P.K. Ojong dan Jakob Oetama.
Keduanya memiliki latar belakang yang berbeda, namun punya semangat dan cita-cita yang sama untuk mencerahkan masyarakat melalui produk jurnalistik berkualitas.
Dua karakter yang disatukan dalam semangat yang sama membuat keduanya kerap dijuluki sebagai Dwi Tunggal KG.
Di tangan P.K. Ojong dan Jakob Oetama, KG terus bertahan melewati tantangan di segala zaman.
Nilai integritas, humanisme, dan kerja sama yang selalu diajarkan oleh kedua perintis menjadi landasan KG dalam mengembangkan bisnis hingga kini.
Baca Juga:Tokoh Pers dan Pendiri Kompas Gramedia Jacob Oetama Meninggal Dunia
Warisan nilai Perintis KG diabadikan dalam bentuk plakat yang dipasang di monumen patung Perintis KG bertuliskan kutipan kedua perintis:
“Kalau begitu, bagaimana mesti berbuat baik, bukan saja baik di mata Tuhan, tetapi juga bagi masyarakat, yaitu untuk memperbaiki masyarakat, untuk mengangkat derajat masyarakat.”
– P.K. Ojong, dan
“Cita-cita besar dan semangat keberagaman dalam kebinekaan kami bawa dalam lingkup yang kecil: Kompas Gramedia. Indonesia kecil atau Indonesia mini menjadi ideologi yang terus dikembangkan.”
– Jakob Oetama.
Azmir Azhari, seniman patung realis kelahiran Payakumbuh, Sumatera Barat adalah sosok di balik pembuatan patung Jakob Oetama.
Beliau dipercaya untuk membuat patung Jakob Oetama berdasar rekam jejak sebagai seniman yang telah membuat patung tokoh-tokoh ternama di Indonesia.
Patung Jakob Oetama diletakkan berdampingan dengan patung P.K. Ojong yang dibuat oleh Seniman Arsono dan diresmikan pada tahun 1987.
Terkait kondisi pandemi, Peresmian Patung Perintis KG diselenggarakan secara hybrid dan ditayangkan melalui kanal YouTube seluruh unit KG Media, Kompas Gramedia, dan Bentara Budaya.
Streaming YouTube terbuka untuk disaksikan oleh karyawan KG, purnakarya KG, serta relasi dan sahabat Perintis KG di mana pun berada, termasuk masyarakat pada umumnya.
Turut menyampaikan kesan dan pesan tentang Perintis KG, beberapa sosok sahabat yang mengenal dekat Perintis KG, antara lain Bapak Jusuf Kalla, Bapak Sofjan Wanandi, Bapak Ishadi S.K., dan Ibu Titiek Puspa.
Secara daring, Kurator Bentara Budaya Sindhunata membuka acara dan menyampaikan bahwa kedua perintis memiliki kecintaan terhadap budaya yang menumbuhkan obsesi untuk menciptakan Indonesia mini di dalam Kompas Gramedia.
Didirikannya Bentara Budaya di Yogyakarta merupakan bukti nyata bahwa ini bukanlah bualan semata.
Karena itu, hadirnya patung perintis KG di Bentara Budaya Jakarta merupakan pembuktian akan kecintaan perintis KG terhadap budaya dan seni.
Sri Mariani Ojong, mewakili keluarga Bapak P.K. Ojong, menyambut gembira peresmian patung perintis KG di Bentara Budaya Jakarta.
Beliau menyampaikan harapan agar kehadiran patung perintis dapat menjadi pengingat atas nilai-nilai yang telah ditanamkan sebelumnya kepada seluruh komponen Kompas gramedia.
“Kegiatan ini menjadi simbol syukur dan hormat kita terhadap dedikasi Bapak Jakob Oetama bersama Bapak P.K. Ojong semasa hidup dalam merintis dan mengembangkan Kompas Gramedia,” tambahnya.
Irwan Oetama, mewakili keluarga Bapak Jakob Oetama, menjelaskan kembali nilai-nilai yang ia dapat dari sudut pandang seorang anak.
“Manusia lahir bukan tanpa rencana Tuhan, pasti ada talentanya,” ujarnya. Irwan Oetama turut menjelaskan bahwa dengan filosofi tersebut Bapak Jakob Oetama mendirikan Kompas Gramedia sebagai “Indonesia Kecil” yang bermakna bahwa siapa pun dengan berbagai talenta pasti memiliki tempat untuk dihargai dan diberi kesempatan untuk dapat bekerja di Kompas Gramedia.
Baca Juga:Makin Hari Makin Lengket, Tanpa Basa-basi Dory Harsa Lemparkan Kode Kangen Untuk Nella Kharisma hingga Mengadu pada Presiden Jokowi
Patung Perintis KG diresmikan oleh CEO Kompas Gramedia Lilik Oetama dengan memukul gong yang menandai penyingkapan kain selubung yang menutupi kedua patung.
Sebagai bentuk terima kasih dan penghargaan atas karya seni patung Jakob Oetama, Lilik Oetama mewakili Kompas Gramedia menyampaikan piagam penghargaan bagi Azmir Azhari.
Kiranya piagam ini dapat semakin mendorong motivasi Azmir untuk terus menghasilkan karya-karya patung luar biasa.
Dihadirkannya patung P.K. Ojong dan Jakob Oetama di Bentara Budaya Jakarta dapat menjadi momentum bagi seluruh keluarga besar KG untuk lebih mengenal kembali sosok serta nilai-nilai yang diwariskan keduanya sebagai fondasi awal KG.
Termasuk di dalam rangkaian acara, kegiatan webinar bertajuk Jejak Perintis KG: Warisan Kearifan Jakob Oetama dan P.K. Ojong diadakan untuk semakin menguatkan nilai dan semangat para perintis dalam diri karyawan untuk memajukan KG yang telah memberikan inspirasi dan menjadi rumah bagi banyak orang.
Webinar menghadirkan narasumber Indra Gunawan (Redaktur Kompas 1965–1976 dan Wakil Presiden Direktur KG 1992–2004), Ninok Leksono (Rektor Universitas Multimedia Nusantara), Sutta Dharmasaputra (Pemimpin Redaksi Harian Kompas) dipandu oleh Cindy Sistyarini (News Anchor KompasTV). Karyawan dan purnakarya KG dapat mengikuti webinar ini melalui platform Zoom, diselenggarakan pada Senin, 27 September 2021 pukul 14.00–16.00 WIB berkolaborasi dengan Kognisi.
Tentang Azmir Azhari
Seniman patung Azmir Azhari menghasilkan banyak karya patung realisme tokoh penting Indonesia.
Tak hanya itu, karyanya juga sudah merambah dunia internasional. Beberapa patung karyanya antara lain patung Monumen Panglima Besar Jenderal Soedirman di Purbalingga, Jawa Tengah; patung Taufik Kiemas; patung dada Raden Ajeng Kardinah, adik Raden Ajeng Kartini, untuk Rumah Sakit Umum Daerah RA Kardinah, Tegal, Jawa Tengah; patung Kinaree dari mitologi Hindu dan Buddha untuk Thai Airways; patung dada Dr Li Shao Bo untuk Yayasan Zhen Qi Yun Xing di Lanzhou, Gansu, China; dan masih banyak lagi. Saat ini Azmir sedang menyiapkan prototipe patung dada Hasri Ainun Habibie, prototipe patung Didi Kempot, dan desain patung monumen Inggit Garnasih serta Laksamana Tadashi Maeda.
Seniman patung realis kelahiran Payakumbuh, Sumatera Barat, 1 Januari 1953 ini lulusan Jurusan Seni Patung Fakultas Seni Rupa Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia (STSRI) ASRI Yogyakarta pada 1977.
Azmir pernah magang di bawah asuhan pematung terkenal Edhi Sunarso pada 1976-1980 di Yogyakarta.
Edhi Sunarso dikenal sebagai pembuat Tugu Selamat Datang di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta; patung Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng, Jakarta; serta patung Dirgantara di Pancoran, Jakarta. Pada periode 1979-1981, Azmir pernah menjadi asisten pengajar Edhi Sunarso. Pada tahun berikutnya, 1982, Azmir memutuskan untuk pindah ke Jakarta dan banyak mengerjakan beragam proyek patung realis yang sebagian besar sesuai pesanan.
Baca Juga:Sama Dengan Prediksi Jokowi, Usai Akurat Prediksi Wabah Covid-19 5 Tahun Lalu, Penjelajah Waktu Ungkap Ramalan Corona Berakhir Pada Bulan ini