Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Minyak Goreng Mahal Jelang Puasa? Ini yang Perlu Dilakukan Ibu Rumah Tangga agar Tetap Bisa Hemat

Saeful Imam - Jumat, 24 Februari 2023 | 21:41
Menjernihkan minyak goreng dengan bahan-bahan rumahan
Freepik/DCStudio

Menjernihkan minyak goreng dengan bahan-bahan rumahan

Baca Juga: Kabar Gembira! Tak Lagi Jadi Barang Mahal Minyak Goreng Kini Hanya Rp 14.000 Perliternya, Jangan Sepelekan Begini Cara Penyimpanannya Agar Kantong Tetap Hemat

Produknya adalah tandan buah segar yang diolah jadi CPO. Ada yang hanya di downstream atau di hilir, yaitu refinery atau pengolahan CPO menjadi produk turunannya seperti minyak goreng, margarin, sabun, dan lain-lain. Dia tidak punya kebun.

Ada juga yang terintegrasi upstream dan downstream, refinery-nya dipasok oleh perkebunan milik grup sendiri, namun hal ini belum tentu bisa memenuhi seluruh kebutuhan downstream-nya terutama bila lini downstream (refinery) kapasitasnya lebih besar dibandingkan dengan kapasitas lini upstream atau kebunnya” papar Rio yang juga ahli hukum bisnis dan menjadi pengajar di Universitas 17 Agustus 1945.

“Dengan model bisnis yang beda-beda seperti itu, kepentingan antara pelaku usaha juga berbeda sehingga sangat kecil atau bahkan tidak mungkin bisa terjadi kartel. Tujuan kartel itu kan kepentingan bersama, sedangkan ini kepentingannya beda-beda,” sambung Rio.

Dalam perkara ini, KPPU menduga sebanyak 27 perusahaan minyak goreng kemasan (Terlapor) melakukan pelanggaran Pasal 5 dan Pasal 19 huruf c Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (UU Antimonopoli). Para Terlapor dituduh membuat kesepakatan penetapan harga minyak goreng kemasan pada periode Oktober - Desember 2021 dan periode Maret – Mei 2022, dan membatasi peredaran atau penjualan minyak goreng kemasan pada periode Januari – Mei 2022.

Menurut Rio, kenaikan harga minyak goreng yang terjadi pada 2021-2022 bukan atas kesepakatan antara pelaku usaha, tetapi merupakan respons bersama yang rasional menyikapi kenaikan harga CPO sebagai bahan baku utama minyak goreng.

Hal ini juga dapat dilihat pada produk turunan CPO selain minyak goreng yang juga mengalami kenaikan harga akibat dampak dari kenaikan harga CPO, seperti mentega. Misalnya mentega putih dari harga Rp19.000 di tahun 2020, naik menjadi Rp24.000 di tahun 2021. Begitu pula untuk mentega ekspor naik dari harga Rp20.000 di tahun 2020 menjadi Rp36.000 di tahun 2021.

“Perumpamaannya, di tempat olahraga orang pasti akan ramai-ramai berjualan air minum dan di pemakaman orang banyak berjualan kembang untuk ziarah. Itu adalah pilihan bersama yang rasional, bukan berarti mereka bersepakat,” jelas Rio.

Terkait dengan kelangkaan minyak goreng yang terjadi tahun lalu, Rio menyebut kebijakan pemerintah yang menjadi pemicunya. Peraturan mengenai harga eceran tertinggi (HET) yanag diikuti dengan domestic market obligation (DMO)/domestic price obligation (DPO) justru tidak tepat dan menimbulkann kelangkaan. Apalagi, kebijakan yang dikeluarkan berubah-ubah dalam waktu yang singkat.

“Saya mencatat dalam dua bulan ada empat kebijakan yang diambil. Jadi, jika dirata-rata tiap dua minggu ada peraturan baru. Pertama, soal subsidi menggunakan dana BPDPKS. Kemudian, soal penggantian selisih harga ke produsen atau rafaksi yang proses reimbursement-nya sampai sekarang belum jelas dan menimbulkan dispute. Selanjutnya, muncul kebijakan HET untuk tiga jenis minyak goreng. Belakangan, kebijakan ini dikoreksi dan hanya minyak curah yang diatur harganya,” beber Rio.

Dalam konsep “economic analysis of law”, sambung Rio, kebijakan pemerintah sangat penting karena menjadi basis untuk membuat pilihan-pilihan bisnis yang rasional dan legal bagi pelaku usaha. “Kalau tiap minggu ganti kebijakan, kapan melakukan analisanya,” lontarnya.

Lebih lanjut Rio menjelaskan, kebijakan HET tidak tepat karena tidak menggunakan harga acuan CPO di pasar domestik maupun internasional. HET yang ditetapkan pemerintah jauh di bawah harga acuan. Sementara, pasokan bahan baku untuk minyak goreng semakin sulit selain karena produksi yang turun akibat pandemi, juga karena meningkatnya pasokan CPO untuk biodiesel.

Editor : Hits

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x