Follow Us

Pilu! Dulunya Dipercaya Sebagai Pengawal Pribadi Presiden Soekarno, Nasib Pria Tua Ini Berakhir dengan Jadi Tukang Koran dan Hidupnya Serba Kekurangan: 'Kekuatannya Sudah Tidak Ada'

Hanifa Qurrota A'yun - Selasa, 15 Maret 2022 | 21:45
Proses pembacaan naskah proklamasi oleh Ir. Soekarno pada pagi hari 17 Agustus 1945.
picryl.com

Proses pembacaan naskah proklamasi oleh Ir. Soekarno pada pagi hari 17 Agustus 1945.

Spontan, Cak Budi langsung berusaha mengorek lagi hubungan Mbah Waris dengan Presiden RI pertama itu.

Tak disangka-sangka, seorang kakek renta yang kini menjajakan koran di persimpangan lampu merah ini dulunya adalah seorang pengawal Presiden Soekarno.

"Kita itu pengawalnya Bung Karno dik, jadi di mana Bung Karno ada kita kawal Bung Karno.

"Jadi Bung Karno turun di Wonokromo sampai Tugu Pahlawan kita kawal, sudah blenger berjuang," lanjut Mbah Waris.

Sudah habis-habisan berjuang sebagai pengawal Presiden Soekarno di masa mudanya, Mbah Waris masih tetap harus berjuang berjualan koran di hari tuanya.

Ayah dari 6 orang anak ini mengaku, dirinya hanya bisa bekerja sebagai penjual koran.

Baca Juga: Sempat Begitu Yakin Virus Corona Akan Segera Berakhir, Paranormal Kondang Ini Mendadak Tulis Pesan Soal Kehilangan: Jadi Bom Waktu Meledak Seketika

"Karena kita itu kekuatannya sudah tidak ada, jadi kita kan mau kerja yang lainnya susah, sudah tidak kuat," ucapnya dengan suara lirih.

Kisah pilu Mbah Waris ini langsung menjadi viral di Youtube dan media sosial lain.

Beruntung, Pemerintah Kota Surabaya berhasil mendengar kisah pilu Mbah Waris ini dan langsung mengambil tindakan cepat.

Melalui Facebook resmi Command Center Surabaya, Pemerintah Kota Surabaya langsung memberikan bantuan kepada Mbah Waris.

Dari hasil penelusuran Command Center Surabaya, diketahui Mbah Waris adalah warga Kediri, dan bukan warga asli Surabaya.

Source : Sajian Sedap

Editor : Hits

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular