Tapi kali ini di dekapanku ada Arya, sehingga aku hanya menyambut Abi dengan senyuman dan mimik bahagia.
“Adeeeek… sini sini sini” kuarahkan ia ke sofa ruang tamu, ku letakan pelan Arya yang juga mulai terjaga, kemudian ku dekap erat Abi.
“assalamualaikum sayang…” kuhujani pipinya dengan ciuman bertubi tubi.“mmmmmmmhhhuuuaaahhh…. “ ia pun membalas mencium pipiku..
Arya yang sudah terbangun kupinta segera menyegarkan diri.“Alman ngaji mba?” kutanya asisten rumah tanggaku yang sibuk merapikan tas anak anak.
“iya bu..” jawab nya singkat dan berusaha mengajak Abi main keluar“ayok Abi, main sepeda … biar mami mandi dulu ya”
18.09
Adzan magrib berkumandang. Alman anak ketiga ku pulang kerumah setengah jam yang lalu, ia bersemangat menemuiku dan memamerkan hasil tulisan arab nya yang di nilai 90 oleh guru mengajinya.
Bahagia itu sederhana. Dia senang sekali mendapat hadiah permen dari ustadzah karena sudah berhasil menghapal surah AL Asr.
Amir, Arya, dan Alman berlomba meraih tanganku untuk berpamitan, bergegas menuju mushola dan berlari, berlomba siapa yang lebih dulu sampai untuk menunaikan ibadah sholat maghrib.
Haru bahagia menyeruak ke dadaku.MasyaAlloh.Bahagia itu sederhana.