Selain karena sisa waktu nya yang terbatas aku juga mengkhawatirkan biaya nya.
Ternyata respon nya cukup baik, terbukti dia menanykan hal ini.
“abang hari ini belum kumon dulu, mommi kan belum daftar ulang, insyaalloh bulan depan ya, doain mommi ada rejeki untuk bayar les kumon nya ya” “hmm mommi gak punya uang ya?” pertanyaan polos nya membuat aku tersenyum.
Tersirat dari ucapan nya, dia mengerti kondisi keuangan kami tidak sebaik tahun tahun sebelumnya, juga ada rasa ngilu karena apa yang diucapkan Amir ada benarnya.
“mmm sekarang beluum.. belum loh bukan TIDAK ada.. kalau buat belajar nya abang, mommi yakin nanti akan ada uangnya.”
Dia mengangguk dan kembali mengikuti lantunan murottal Ibrahim el-haq dari audio mobil.
16.55
45 menit kami berkendara akhirnya sampai dirumah. Kuparkir dengan rapi dan kumatikan mesin mobil.“abang mandi ya sayang.. seger segerin badanya, istirahat sebentar, sambil siap siap ke masjid ya. Mommi mau bangunin adek ya..”
Amir turun dari mobil dan masuk ke dalam kerumah, sementara aku membangunkan pelan Arya yang tertidur di kursi belakang.
Kukeluarkan barang barang bawaan sekolah anak anak yang masih tertinggal di mobil seraya menggendong putra kedua ku.
Baca Juga: Diangkat dari Kisah Nyata, ini Cerita Layangan Putus yang Menjadi Tontonan Favorit Para Ibu
Disambut Abi, putra keempatku dari dalam rumah, “mommi….” Dengan membuka kedua tanganya, ia meminta ku peluk.