"Jadi masyarakat jangan juga merasa, 'Oh kalau memang diagnosa Covid itu akan diklaim rumah sakit bahwa ini Covid', itu belum tentu," jelas Lia lagi.
"Sama-sama kita menaruh kepercayaan bahwa dokter akan mengobati sesuai kondisi pasien," lanjutnya.
Lia juga menjelaskan bahwa tidak semua rumah sakit bisa memberikan hasil diagnosis Covid-19 dalam waktu cepat.
Namun, rumah sakit besar dengan fasilitas laboraturium lengkap memang bisa memberikan hasil diagnostik dalam waktu lebih cepat dibanding rumah sakit yang kecil.
Masyarakat harus memahami proses diagnosa Covid-19 perlu waktu hingga hitungan hari untuk dapat hasil pasti soal positif atau negatif.
Jika hasil tes pertama dan hasil tes kedua berbeda, itu bisa disebabkan infeksi memang baru terdeteksi pada hasil tes kedua.
"Istilah meng-covid-kan pasien itu kalau pun benar ada dilakukan oleh oknum. Kami sama sekali tidak pernah menginginkan adanya 1 rumah sakit pun yang meng-Covid-kan pasien," tegas Lia lagi.
Oleh karena itu, Lia meminta masyarakat tidak memukul rata semua rumah sakit yang ada.
Saat ini, hampir semua pasien yang harus menjalani perawatan inap di rumah sakit akan dites Covid-19 lebih dulu.
Apalagi jika pasien menunjukkan gejala yang serupa dengan gejala Covid-19, untuk itu semua pasien akan diperlakukan seolah sudah positif Covid-19 demi keamanan pasien lain dan tenaga kesehatan.