GridHITS.id -Tak habis pikir dengan permintaan-permintaan aneh anaknya, Nia Ramadhani mengaku kesulitan didik anaknya yang sudah kaya dari lahir.
Nama Nia Ramadhani tentu sudah tidak asing di tengah publik.
Sempat populer jadi bintang sinetron, Nia Ramadhani kini lebih fokus urus keluarga setelah menikah dengan konglomerat Ardi Bakrie.
Menikah sejak tahun 2010, kehidupan Nia dengan Ardi makin bahagia dengan 3 anaknya.
Ketiga anak lucu Nia Ramadhani bernama Mikhayla, Mainaka, dan Magika.
Mengurus 3 anak bukanlah hal yang mudah untuk Nia Ramadhani.
Walaupun sudah diliputi kekayaan dan kemudahan, hal tersebut justru makin membuat Nia Ramadhani alami kesulitan mendidik anaknya.
Nia Ramadhani menceritakan tak jarang, anak-anaknya meminta hal-hal yang tak wajar karena miliki kemampuan finansial yang baik.
Kepusingan tersebut nampak ketika Nia bersama seluruh keluarga tengah berlibur di sebuah resort dan anak-anaknya tiba meminta hal yang aneh.
"Yang satu kepikiran (minta) bikin roller coaster, udah aneh. Satu lagi, mau bawa sapi nyampe sini (kamar resort) kan kayak nggak mungkin. Ini yang lagi aku belajar gimana caranya ya," ucap Nia dikutip dari program NYONYA BOSS di kanal Youtube TRANS TV Official (19/4/2021).
Nia menceritakan dirinya bersyukur jika anak-anaknya kaya sejak lahir, namun hal tersebut memberikan masalah tersendiri.
"Alhamdulillah mereka dari kecil mungkin hidupnya lebih sejahtera daripada gue dulu," ucap Nia Ramadhani.
"Tapi kayaknya ada efek-efek yang kalau saat mereka bersosialisasi, tanggapan mereka tentang suatu hal itu lebih di atas dari orang lain," sambungnya lagi.
Nia Ramadhani pun menceritakan pengalamannya ketika sang anak pernah minta menyewa seluruh tempat untuk ditutup bagi umum.
Hal tersebut lantas tak baik karena standar kemampuan finansial setiap orang berbeda-beda.
"Jadi keliatan pada saat mereka ngomongin suatu hal 'yaudah kenapa nggak disewa aja tempat ini seluruhnya'. Kalau misalnya bikin acara kan gue beberapa kali close for public gitu," ucap Nia.
"Nah, buat mereka itu tu jadi kayak hal yang biasa. Sedangkan orang lain yang mendengarkan pada saat itu kayak, misalnya ada saudara 'masa Mikha ngomong kayak gitu'," sambungnya.
"Dari situ gue mikir, 'duh ini salah gue nih'. Karena mungkin bagi dia itu merasa nyewa tempat itu menjadi hal yang biasa. Sedangkan buat orang kebanyakan, itu menjadi suatu hal yang sangat mahal dan nggak bisa lo seenaknya aja," lanjutnya lagi.