"Bini gue kan karateka, cuman gara-gara waktu itu mobil gue klakson dia (angkot) karena jalannya begitu (sembarangan), terus mobil gue dilempar," sambungnya.
"Akhirnya gue palangin, bini gue turun, si supir angkotnya noyor bini gue. Wah dihajar supir angkotnya, untung belum ada Lambe Turah," lanjutnya.
Walau begitu Uya Kuya juga menjelaskan bahwa makin ke sini, rasa tempramen sang istri juga semakin berkurang.
"Gue orangnya emosional, tapi setelah ada bini gue, gue yang harus nenangin," ucap Uya Kuya.
"Tapi bini gue seiring berjalannya waktu dia berubah. Karena gue yang ngademin. Jadi bukan takut sebenernya, tapi kalau galak (itu) bener," lanjutnya lagi pada Sule.
Lebih lanjut, Uya Kuya menceritakan jika sang istri adalah sosok yang begitu pengertian soal pekerjaan.
Bahkan, ketika sedang memandu acara, Astrid pernah menyuruh Uya Kuya untuk mencium SPG (Sales Promotion Girl).
"Astrid itu pengertian banget kalau gue nge-MC jaman dulu. Ada cewek-cewek SPG cakep gitu ya. Suka cipika-cipiki bercanda," ujar Uya.
"Misalnya kayak 'selamat ke pemenang motor' kita kan pasti salamannya sama pemenangnya. Gue salamannya becanda sama SPG-nya, salah gitu, orang-orang ketawa," sambungnya.
"Bini gue malah ngingetin 'cium-cium' (SPG-nya)," lanjutnya.