Kepala lembaga penelitian medis Sao Paolo Butantan, Dimas Covas mengatakan keputusan regulator terkait kematian menambah keanehan, sebab kematian tersebut tidak terkait dengan vaksin.
"Karena saat ini ada lebih dari 10.000 sukarelawan, kematian dapat terjadi. Ini adalah kematian yang tidak ada hubungannya dengan vaksin. Oleh karena itu, bukan saatnya menghentikan uji coba," kata Covas, dikutip dari Kompas.com.
Meski begitu, Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19, Prof Kusnandi Rusmil, menjelaskan sejumlah rangkaian terakhir dari uji klinis vaksin tersebut di Indonesia sudah rampung.
"Untuk di Bandung ada 1.620 subjek penelitian dan semuanya itu telah disuntik, selesai. Jadi udah nggak ada suntikannya lagi," kata Prof Kusnandi Rusmil, Selasa (10/11/20).
Kini, para peneliti tinggal melakukan pengawasan terhadap relawan yang disuntik. Pengamatan dilakukan melalui beberapa tahapan.
"Jadi dia sebelum disuntik kan diambil darahnya. Kemudian sebulan setelah disuntik itu diambil darahnya lagi. Kemudian tiga bulan stelag disuntik diambil darahnya lagi. Dan enam bulan setelah disuntik diambil darahnya lagi," ungkapnya.
Dengan demikian, masyarakat cukup menanti kabar selanjutnya terkait perkembangan vaksin Covid-19 Sinovac di Indonesia.
Artikel ini sudah pernah tayang di GridHealth.id dengan judul: Siap Edar Awal Tahun 2021, Uji Vaksin Covid-19 Sinovac Dihentikan Lantaran Temui Efek Samping Parah