Vaksin Corona Segera Diedarkan Karena Dinilai Manjur Lawan Covid-19, Pakar Ahli Sebut Tidak Ada Dampaknya: Bukan Obat Mujarab
GridHITS.id -Pakar ahli menyebut jika vaksin corona justru tidak memberikan dampak pada kelangsungan hidup manusia.
Sebelumnya, pemerintah memberikan kabar gembiradengan segera menyiapkan vaksin Corona ke Indonesia yang dibanderol jutaan rupiah per dosisnya.
Disebutkan pula jika vaksinasi Covid-19 akan segera siap dilakukan pada awal November 2020 mendatang.
Nantinyaakan ada 6,5 juta dosis vaksin corona buatan China yang siap disuntikkan pada awal November 2020.
Vaksin corona yang siap digunakan dalam waktu dekat ini yaitu vaksin Covid-19 buatan China, antara lain Cansino, Sinopharm, hingga Sinovac.
Dengan adanya vaksin ini, Pemerintah diharapkandapat memastikan agar seluruh masyarakat mendapatkan vaksin Covid-19, khususnya masyarakat yang kurang mampu dan rentan tertular.
Menanggapi kabar tersebut,ahli epidemiologi Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menilai bahwa obat generik murah justru bisa menurunkan potensi kematian pasien Covid-19.
"Berdasarkan penelitian hingga saat ini, untuk pasien Covid-19 yang sangat kritis, Remdesivir tidak mungkin mengubah kelangsungan hidup (mencegah kematian) atau kebutuhan ventilasi mekanis," katanya, Sabtu (10/10/2020) yang dilansir dariGridHealth.id.
Dinilai ampuh melawan virus corona, remdesivir rupanya juga telah digunakan pada pandemi Ebola di Afrika dahulu.
Bahkan, dari pengujian NIAID yang melibatkan 1.000 orang, ditemukan fakta bahwa remdesivir mampu mengurangi gangguan pernapasan lebih cepat dibanding obat lainnya.
Disebutkan jika angka kematian kasus pada pengguna remdesivir adalah 8,0%, sedangkan obat plasebo 11,7%.
Penelitian terbaru justrumenyatakan bahwa remdesivir bukanlah obat untuk menyembuhkan pasien Covid-19.
“Ini memberikan lebih banyak bukti bahwa remdesivir bukanlah obat mujarab,” kata Peter Galle, seorang profesor di rumah sakit pendidikan Universitas Mainz di Jerman, dikutip dari Reuters.
Berbeda dari temuan dalam uji coba Gilead yang diterbitkan di New England Journal of Medicine minggu lalu, para ahli mengatakan temuan itu bukannya tidak konsisten.
Uji coba Solidaritas multi-negara WHO lebih besar dan lebih baik, kata mereka, dan karenanya lebih mampu memberikan hasil yang dapat diandalkan.
Dalam uji coba Solidaritas, empat perawatan potensial Covid-19 dipelajari di lebih dari 11.000 pasien di 405 rumah sakit di 30 negara.
Gilead mengatakan uji coba remdesivir lainnya, termasuk yang dirilis minggu lalu dengan 1.062 pasien yang membandingkannya dengan plasebo, menunjukkan pengobatan memotong waktu pemulihan Covid-19.
“Ini adalah uji coba yang indah - besar, dalam populasi yang relevan, diacak dan difokuskan pada hasil yang penting - kematian,” kata Martin Landray, profesor kedokteran & epidemiologi di Universitas Oxford Inggris.
“Dan hasilnya cukup jelas. Tidak ada dampak remdesivir pada kelangsungan hidup secara keseluruhan,” katanya kepada Reuters.
“Jadi jika Anda melihat berapa banyak nyawa yang akan saya selamatkan jika saya merawat 100 orang dengan remdesivir, jawabannya tidak terlalu banyak,” tambahnya.