Vaksin Corona Segera Diedarkan Karena Dinilai Manjur Lawan Covid-19, Pakar Ahli Sebut Tidak Ada Dampaknya: Bukan Obat Mujarab

Selasa, 20 Oktober 2020 | 09:14
Freepik/jcomp

Vaksin Corona Segera Diedarkan Karena Dinilai Manjur Lawan Covid-19, Pakar Ahli Sebut Tidak Ada Dampaknya

Vaksin Corona Segera Diedarkan Karena Dinilai Manjur Lawan Covid-19, Pakar Ahli Sebut Tidak Ada Dampaknya: Bukan Obat Mujarab

GridHITS.id -Pakar ahli menyebut jika vaksin corona justru tidak memberikan dampak pada kelangsungan hidup manusia.

Sebelumnya, pemerintah memberikan kabar gembiradengan segera menyiapkan vaksin Corona ke Indonesia yang dibanderol jutaan rupiah per dosisnya.

Disebutkan pula jika vaksinasi Covid-19 akan segera siap dilakukan pada awal November 2020 mendatang.

Baca Juga:Belum Usai Wabah Virus Corona, Muncul Virus Tick-Borne Marak di China yang Dikhawatirkan Bisa Masuk ke Indonesia

Baca Juga:Belum Usai Corona Menyerang, Ratusan Babi di Palembang Dinyatakan Mati Terinfeksi Flu Babi Afrika, Kenali Gejala Ini Sebelum Terlambat

Nantinyaakan ada 6,5 juta dosis vaksin corona buatan China yang siap disuntikkan pada awal November 2020.

Vaksin corona yang siap digunakan dalam waktu dekat ini yaitu vaksin Covid-19 buatan China, antara lain Cansino, Sinopharm, hingga Sinovac.

Dengan adanya vaksin ini, Pemerintah diharapkandapat memastikan agar seluruh masyarakat mendapatkan vaksin Covid-19, khususnya masyarakat yang kurang mampu dan rentan tertular.

Menanggapi kabar tersebut,ahli epidemiologi Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menilai bahwa obat generik murah justru bisa menurunkan potensi kematian pasien Covid-19.

"Berdasarkan penelitian hingga saat ini, untuk pasien Covid-19 yang sangat kritis, Remdesivir tidak mungkin mengubah kelangsungan hidup (mencegah kematian) atau kebutuhan ventilasi mekanis," katanya, Sabtu (10/10/2020) yang dilansir dariGridHealth.id.

Dinilai ampuh melawan virus corona, remdesivir rupanya juga telah digunakan pada pandemi Ebola di Afrika dahulu.

Bahkan, dari pengujian NIAID yang melibatkan 1.000 orang, ditemukan fakta bahwa remdesivir mampu mengurangi gangguan pernapasan lebih cepat dibanding obat lainnya.

Disebutkan jika angka kematian kasus pada pengguna remdesivir adalah 8,0%, sedangkan obat plasebo 11,7%.

Penelitian terbaru justrumenyatakan bahwa remdesivir bukanlah obat untuk menyembuhkan pasien Covid-19.

Deutsche Welle

Vaksin Corona Segera Diedarkan Karena Dinilai Manjur Lawan Covid-19, Pakar Ahli Sebut Tidak Ada Dampaknya

Baca Juga:Dr Tirta Ungkap Penyebab Orang Gila dan Gelandangan Bisa Kebal Covid-19: Kenapa Saya Nggak Kena? Karena Pernah Hidup Keras

Baca Juga:Demo Penolakan UU Cipta Kerja Berujung Ricuh, Ahli Epidemiologi Prediksi Kasus Covid-19 Bisa Capai 10.000 Per Hari: Akan Terlihat Dampaknya

“Ini memberikan lebih banyak bukti bahwa remdesivir bukanlah obat mujarab,” kata Peter Galle, seorang profesor di rumah sakit pendidikan Universitas Mainz di Jerman, dikutip dari Reuters.

Berbeda dari temuan dalam uji coba Gilead yang diterbitkan di New England Journal of Medicine minggu lalu, para ahli mengatakan temuan itu bukannya tidak konsisten.

Uji coba Solidaritas multi-negara WHO lebih besar dan lebih baik, kata mereka, dan karenanya lebih mampu memberikan hasil yang dapat diandalkan.

Dalam uji coba Solidaritas, empat perawatan potensial Covid-19 dipelajari di lebih dari 11.000 pasien di 405 rumah sakit di 30 negara.

Gilead mengatakan uji coba remdesivir lainnya, termasuk yang dirilis minggu lalu dengan 1.062 pasien yang membandingkannya dengan plasebo, menunjukkan pengobatan memotong waktu pemulihan Covid-19.

Baca Juga:Kabar Terbaru Calon Vaksin Covid-19 yang Diuji Coba di Bandung Punya Efek Samping Bagi Kesehatan, Amankah Untuk Tubuh?

Baca Juga:WHO Beri Peringatan Keras Soal Covid-19, Minta Masyarakat Waspada Karena Vaksin Mustahil Ada Sebelum Akhir 2021

“Ini adalah uji coba yang indah - besar, dalam populasi yang relevan, diacak dan difokuskan pada hasil yang penting - kematian,” kata Martin Landray, profesor kedokteran & epidemiologi di Universitas Oxford Inggris.

“Dan hasilnya cukup jelas. Tidak ada dampak remdesivir pada kelangsungan hidup secara keseluruhan,” katanya kepada Reuters.

“Jadi jika Anda melihat berapa banyak nyawa yang akan saya selamatkan jika saya merawat 100 orang dengan remdesivir, jawabannya tidak terlalu banyak,” tambahnya.

Tag

Editor : Safira Dita

Sumber Kompas.com, Gridhealth