Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Studi Baru Soal Covid-19 Sudah Dilakukan, Peneliti Nyatakan Pasien Terinfeksi Virus Corona Bisa Berakhir dengan Stroke

Rachel Anastasia - Jumat, 30 Oktober 2020 | 10:56
Ilustrasi virus corona.
Pixabay/fernandozhiminaicela

Ilustrasi virus corona.

Studi Baru Soal Covid-19 Sudah Dilakukan, Peneliti Nyatakan Pasien Terinfeksi Virus Corona Bisa Berakhir dengan Stroke

GridHITS.id - Virus corona atau Covid-19 hingga saat ini masih menjadi perhatian publik, baik masyarakat atau pun pemerintah.Tak heran, sebab wabah yang satu ini sudah menginfeksi banyak orang, mulai dari dalam negeri atau pun luar negeri.Bahkan sekarang sudah banyak orang-orang yang dikarantina di berbagai fasilitas kesehatan pemerintah setiap harinya.

Baca Juga: Pemilik Golongan Darah O Boleh Bernafas Lega Karena Kebal Lawan Covid-19, Namun Harus Waspada Terhadap Cemilan Enak yang Sebaiknya Tak Dikonsumsi

Baca Juga: Tak Lagi Sebatas Gejala yang Umum, Benarkah Kerontokan Rambut Berkaitan dengan Covid-19?Sehingga berbagai penelitian pun sudah mulai dilakukan terhadap virus corona yang kini tengah mewabah di berbagai negara.Belum lama ini sebuah penelitian juga dilakukan untuk mengetahui dampak terpapar virus corona bagi beberapa orang.Penelitian tersebut mengatakan bahwa setidaknya ada satu dari 100 pasien virus corona yang dirawat di rumah sakit menderita stroke.

Melansir dari Daily Mail, para akademisi menemukan bahwa stroke biasanya terjadi beberapa hari setelah infeksi virus corona.Mereka yang menderita komplikasi juga bisa terancam nyawanya, sebab stroke dari covid-19 dinyatakan dua kali lebih berbahaya dibandingkan stroke biasa.Kesehatan yang buruk seperti yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi dan diabetes juga ditemukan sebagai faktor risiko stroke terkait virus corona.

Baca Juga: Ditutup-tutupi dan Tak Tersorot Media, YouTuber Atta Halilintar Akhirnya Ngaku Bahwa Dirinya Sempat Terjangkit Virus Corona

Baca Juga: Kabar Terbaru Vaksin Covid-19 yang Segera Diedarkan November Justru Diumumkan Batal, Menko Luhut: Tadi Presiden Telepon SayaPenemuan ini berasal dari Stroke Research Group di University of Cambridge, yang meninjau bukti yang ada tentang Covid-19 dan stroke. Secara total, para peneliti menganalisis 61 penelitian, yang mencakup lebih dari 100.000 pasien yang dirawat di rumah sakit karena virus corona.Hasil studi tersebut dipublikasikan hari ini di International Journal of Stroke.Profesor Hugh Markus, yang memimpin Kelompok Penelitian Stroke di Cambridge, mengatakan kejadian stroke di antara pasien Covid-19 'rendah'.

Penelitian menemukan stroke terjadi pada 14 dari setiap 1.000 kasus - setara dengan 1,4 pasien yang dirawat di rumah sakit dari setiap 100.Stroke iskemik akut, yang disebabkan oleh bekuan darah yang memotong suplai darah ke otak, adalah jenis stroke yang paling umum.Sebagian besar pasien yang mengalami peristiwa maut itu dirawat di rumah sakit dengan gejala Covid-19, dan mereka kemudian mengalami stroke beberapa hari kemudian.

Baca Juga: Pemilik Golongan Darah O Bisa Bernafas Lega Karena Disebut Kebal Corona, Namun Wajib Waspada Jika Ingin Konsumsi 5 Sayuran Ini

Baca Juga: Awas! Hand Sanitizer Takkan Manjur untuk Cegah Covid-19 Bila Kesalahan Pemakaian Ini Masih DilakukanNamun, para peneliti memperingatkan bahwa banyak kasus Covid-19 tidak bergejala, sehingga tidak menimbulkan gejala sama sekali.Mereka sekarang merekomendasikan agar setiap pasien stroke yang dirawat di rumah sakit diuji untuk Covid-19 karena alasan itu.Pasien Covid-19 yang mengembangkan stroke rata-rata berusia 4,8 tahun lebih tua daripada mereka yang tidak.

Tetapi mereka rata-rata enam tahun lebih muda daripada pasien stroke non-Covid-19, menurut analisis.Kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya, seperti tekanan darah tinggi, diabetes dan penyakit jantung, juga meningkatkan risiko stroke, tim peneliti mencatat.Namun, para ahli tidak menemukan perbedaan antara tingkat stroke di antara pria dan wanita yang terinfeksi, atau perokok versus non-perokok.Para peneliti mengatakan stroke terkait Covid-19 lebih parah dan memiliki angka kematian yang tinggi daripada yang biasanya terlihat pada pasien stroke.

Baca Juga: Banyak Dikonsumsi di Filipina hingga Minyak Kelapa Diklaim Ilmuwan Dapat Hancurkan Covid-19, Ahli Dermatologi Beri Peringatan Akan Bahayanya

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Segera Diedarkan hingga Disebut Punya Potensi Mengubah DNA Manusia, WHO: Sengaja Disebarkan Aktivis Anti-vaksinasiDari 1.655 pasien yang memiliki data yang cukup untuk dianalisis, 31,5 persen meninggal. "Dokter perlu melihat tanda dan gejala stroke, terutama di antara kelompok yang berisiko tertentu, sambil mengingat bahwa profil pasien berisiko lebih muda dari yang diharapkan." ujar Professor Markus.Penelitian ini didukung oleh Medical Research Council, National Institute for Health Research (NIHR), NIHR Cambridge Biomedical Research dan British Heart Foundation.

Source :Daily Mail

Editor : Hits

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x