Untuk melakukan penelitian, peneliti memeriksa lidah mereka yang menderita gagal jantung dan tanpa gagal jantung.
Di antara mereka yang mendaftar dalam penelitian ini, 42 pasien mengalami gagal jantung kronis sementara 28 lainnya sehat.
Tidak ada pasien yang mengambil bagian dalam penelitian tersebut memiliki masalah gigi atau mulut.
Para peneliti juga menunjukkan bahwa tidak ada peserta yang menggunakan antibiotik atau imunosupresan dalam seminggu terakhir.
Untuk mengambil sampel dari lapisan lidah setiap pagi, sendok stainless steel digunakan dan diambil sebelum peserta menyikat gigi atau makan sarapan.
Para peneliti kemudian mengidentifikasi bakteri dari sampel yang disediakan dari kondisi lidah tersebut.
Mereka menemukan bahwa pasien dengan gagal jantung berbagi mikroorganisme yang sama di lapisan lidah mereka, yang kemudian membuat lidah mereka lebih gelap.
"Diperlukan lebih banyak penelitian, tetapi hasil kami menunjukkan bahwa mikroba lidah, yang mudah didapat, dapat membantu dengan skrining skala luas, diagnosis, dan pemantauan jangka panjang gagal jantung," kata Dr Yuan.
"Mekanisme yang mendasari menghubungkan mikroorganisme di lapisan lidah dengan fungsi jantung perlu diteliti lebih lanjut," sambungnya.
Sementara studi baru, yang diterbitkan oleh European Society of Cardiology, menemukan bahwa pasien dengan penyakit jantung akan datang dengan lidah merah.