Pasalnya, beberapa waktu lalu sempat heboh seorang pria di China kolaps paru-paru dan harus segera dioperasi.
Tentunya hal tersebut menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat yang ingin tetap berolahraga saat new normal berlangsung.
Melihat hal tersebut, publik pun merasa bingung harus memakai masker sesuai anjuran protokol kesehatan yang dikeluarkan pemerintah atau tidak.
Dilansir dari GridHealth.id, dr Michael Triangto, SpKO, dokte spesialis kedokteran olahraga sekaligus Direktur Slim&Health Sports Center Jakarta menjelaskan terkait penggunaan masker selama berolahraga.
Dr Michael menyebutkan bahwa sebaiknya penggunaan masker hanya diperbolehkan saat seseorang menjalani olehraga ringan.
"Berolahraga yang sehat cukup dengan intensitas ringan sampai dengan sedang sehingga penggunaan masker tidak akan mempersulit sistem pernafasan dan tidak akan menimbulkan gangguan kesehatan terlebih lagi sehingga menyebabkan kematian," ucapnya.
Hal ini merujuk pada Panduan Hidup Aktif PDSKO (Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga) menunjukkan kurva huruf “J” (di kutip dari “Immune function and exercise. Exercise Immunol Rev 2011) yaitu hubungan antara intensitas berolahraga dan resiko mengalami infeksi penyakit.
Dari titik awal kurva tersebut yang berada di titik paling kiri memperlihatkan titik dimana kemungkinan terinfeksinya seseorang bila tidak berolahraga.
Titik terendah dari kurva “J” tadi berada di tengah yang mana menunjukkan bila berolahraga dengan intensitas ringan sampai sedang maka resiko yang dihadapi menjadi terendah, sedangkan di titik paling kanan menunjukkan jika berolahraga dengan intensitas berat malah berpotensi untuk mengalami resiko terinfeksi tertinggi termasuk terinfeksi Covid-19 dan juga cedera maupun gangguan kesehatan lainnya.
Sementara itu, Michael pun menyarankan seseorang yang berolahraga untuk menggunakan masker bedah atau masker kain.