Kepala Balitbangtan Fajry Jufri menambahkan, antivirus tersebut telah melalui beberapa proses.
Pertama, pengidentifikasian beberapa tanaman herbal seperti temulawak, jahe, jambu biji, dan minyak atsiri.
Kemudian melalui uji efektivitas bahan aktif yang terkandung di dalamnya.
Setelah itu, hasilnya dibawa ke laboratorium.
“Kami sudah mencobanya kepada korban paparan virus Covid-19. Hasilnya sangat baik. Namun kami masih harus menunggu pihak terkait untuk mulai distribusi,” kata Fajry.
Sebagai informasi, di dunia terdapat 700 jenis eucalyptus dengan beragam kandungan bahan aktif.
Bahan aktif utamanya terdapat pada cineol-1,8 yang berfungsi sebagai antimikroba dan antivirus.
Eucalyptus juga bermanfaat untuk melegakan saluran pernapasan, menghilangkan lendir, mengusir serangga, disinfektan luka, penghilang nyeri, mengurangi mual, dan mencegah penyakit mulut.