Ia juga menggandeng paguyuban orang Jawa Tengah yang ada di Jakarta dan Jawa Barat untuk membantunya.
"Maka saya siapkan logistik ke kawan-kawan perwakilan, kita tidak boleh menunggu. Bantuan yang dari DKI diterima saja, nanti kekurangannya kita bantu saja. Yang penting mereka dirayu untuk tidak pulang," ungkap Ganjar.
Tak hanya soal bahan pangan, Ganjar juga berniat untuk meminjam tempat yang luas sebagai tempat penampungan bagi warga Jawa Tengah yang tak mudik.
"Saya dengan gugus tugas sampe bilang, 'kalo mereka petugas atau buruh harian lepas bagaimana caranya ya, saya boleh nggak minta ada GOR atau gedung kosong agar mereka diinepin di situ deh. Sebulan atau dua bulan gitu trus kita kasih makan'," tukasnya.
Lebih lanjut, Ganjar mengusulkan pula untuk diadakan pemberdayaan keterampilan bagi buruh lepas atau pekerja harian jika diperbolehkan menumpang tinggal di GOR.
Hal tersebut dilakukan agar mereka bisa mengisi waktu luang dengan hal yang produktif.
Ganjar kembali melanjutkan terkait pemberian bahan makanan untuk warganya yang masih ada di ibu kota.
"Sampai minggu depan, saya hitung-hitung, kalo mereka masih bertahan (tidak mudik), dan selama ini informasi yang masuk mereka kesulitan pangan, nanti akan kirimkan logistik dari Jawa Tengah," ujarnya.
"Saya sudah pesen beberapa petani-petani yang panen beras untuk kita beli dan kirim ke sana. Saya hitung-hitung sekitar 700 ton (beras) musti dikirim, untuk mereka bisa makan begitu," tegasnya.