Menurut Kanderi, jarak rumah siswa tidak terlalu jauh, sehingga memungkinkan untuk para guru mengantarkan rapor tersebut ke rumah masing-masing murid.
"Jika ada rumah siswa yang jauh dan tidak mungkin diantarkan oleh guru, bisa saja orangtua siswa untuk menelepon guru tersebut dan dijemput ke rumah wali kelas atau di sekolah. Yang penting tidak terjadi kerumunan," kata dia.
Kanderi mengatakan, para guru akan memperhatikan nilai ujian harian dan ujian tengah semester untuk menjadi acuan kenaikan kelas.
Sedangkan, untuk kelulusan berdasarkan nilai rapor lima semester terakhir.
"Kalau untuk kelulusan sudah dijelaskan oleh Pak Menteri Pendidikan yaitu dengan melihat nilai rapor lima semester terakhir," kata Kanderi.
Hingga saat ini, proses belajar dan mengajar di sekolah masih ditiadakan.
Hal tersebut diganti dengan sistem belajar online di mana siswa dan guru tetap berada di rumah masing-masing.
"Kami kombinasikan, kadang daring, kadang penugasan atau guru mengunjungi siswa ke rumahnya. Kalau belajarnya daring terus, tentu orangtua siswa akan kerepotan juga untuk membeli paket internet," kata Kanderi.