Follow Us

Sejumlah Aktivis Mahasiswa Kritik Kebijakan Pemerintah : Mulai Hotel Untuk Tenaga Medis hingga Kebijakan Lockdown

Gabriela Stefani - Selasa, 07 April 2020 | 20:31
Sejumlah mahasiswa kritik kebijakan pemerintah dalam penanganan covid-19 yang dinilai tak solutif (ilustrasi konferensi pers)
freepik

Sejumlah mahasiswa kritik kebijakan pemerintah dalam penanganan covid-19 yang dinilai tak solutif (ilustrasi konferensi pers)

Aktivis mahasiswa yang mengkiritisi kebijakan pemerintah dari Aliansi BEM Jakarta Bersuara
wartakotalive.com/Feryanto Hadi

Aktivis mahasiswa yang mengkiritisi kebijakan pemerintah dari Aliansi BEM Jakarta Bersuara

"Di Pasar Pramuka milik (Perumda) Pasar Jaya, APD yang tadinya dijual Rp80 ribu menjadi Rp450 ribu. termometer tadinnya Rp150 ribu kini dijual Rp1,5 juta," jelas Dheden.

"Jadi, masalah kita sekarang bukan hanya soal Covid-19 saja, tapi tentang oknum-oknum yang mengambil keuntungan materi dari pandemi global ini," tambahnya.

Sementara itu, Presiden Mahasiswa STIKES Binawan, Yazid Albustomi menambahkan,Aliansi BEM Jakarta Bersuara meminta Pemprov DKI Jakarta agar lebih fokus dalam hal pencegahan yakni dengan menggelar rapid test massal yang menjangkau lebih banyak orang.

"Jika Indonesia ingin meniru gaya penanganan ala Korea Selatan, maka keberadaan fasilitas kesehatan kita juga harus mencukupi," ujar Yazid.

"Tes dengan skala masif harus ada guna mendeteksi siapa saja yang terinfeksi Covid-19 ini," imbuhnya.

Baca Juga: Terungkap Sosok Wanita yang Bagi-bagi Nasi Gratis kepada Ojol Pakai Mobil Sport Mewah, Kendaraannya Penuh Kerupuk!

Baca Juga: Sempat Pasang Status Bebas Corona, Kini Wuhan Kembali Dihantui Kasus Covid-19 Tanpa Gejala

Yazid mengungkapkan, dengan kapasitas tes yang sekarang saja, jumlah suspect sampai sekarang sudah bertambah empat kali lipat lebih dibandingkan minggu sebelumnya.

"Kasus yang terlewat sama saja dengan bom waktu. Pengetahuan akan keadaan riil di lapangan akan mempermudah pemerintah dalam perencanaan strategi ke depannya," katanya

Aliansi juga menyoroti penggunaan Hotel Grand Cempaka milik Pemprov DKI digunakan sebagai tempat untuk menginap tim medis dan relawan yang dianggap berlebihan.

"Fasilitas hotel bintang 5 untuk tim medis dinilai berlebihan. Lantas apakah itumenjamin bahwa masyarakat Jakarta tidak terinfeksi virus Corona karena belummeratanya tindakan pencegahan dari Gubernur Jakarta terkait virus Corona dikalangan masyarakat menengah kebawah," ujar Yazid mewakili aliansi.

Source : Wartakotalive.com

Editor : Hits

Baca Lainnya

Latest