Ia lantas mengajak rekan-rekan ahli yang bekerja di patologi virus untuk menguji kemungkinan aplikasi hidrogen sebagai pengobatan Covid-19 yang potensial dan murah.
Baca Juga: Di Tengah Wabah Virus Corona, Hati Happy Salma Malah Berbunga-bunga, Kenapa?
Pesan ini langsung disambut oleh pernyataan Shirley Xiao Yu Wu, seorang profesor ilmu farmasi, University of Toronto, Kanada.
Menurutnya, beberapa tim medis China tengah merekomendasikan penggunaan 66,6 persen hidrogen dan 33,3 persen oksigen untuk inhalasi sebagai pengobatan Covid-19, karena hidrogen dinilai aman dalam mengurangi radikal bebas dan peradangan sitokin.
Hingga kini, diskusi dalam situs jurnal tersebut pun masih berlangsung dan menunggu hasil dari metode perawatan ini.
Lantas, bagaimana sebetulnya cara kerja hidrogen dalam mengatasi infeksi virus dalam tubuh?
Menurut Elvin Gultom, medical trainer sekaligus direktur dari klinik kesehatan dan kecantikan Rhed Clinic, menyatakan gas hidrogen memiliki fungsi untuk mengurangi radikal bebas dan meningkatkan pelepasan sitokin atau protein kecil yang berfungsi penting dalam sistem imun.
“Sitokin juga memodulasi keseimbangan respons imun humoral dan respons imun selular. Selain berperan penting dalam sistem imun, sitokin juga dapat berperan untuk mengatasi peradangan, infeksi, kanker, dan sepsis,” ujarnya, Jumat (3/4/2020).
Dengan demikian, kata Elvin, jika ada penggunaan inhalasi hidrogen pada penanganan pasien terinfeksi virus, bisa jadi fokusnya sebagai antioksidan dan juga membantu pelepasan sitokin yang akan membantu meningkatkan sistem imun, serta menjaga keseimbangan antara imun humoral dan selular, sehingga daya tahan tubuh lebih maksimal.
Baca Juga: Bikin Geger Satu Kampung! Pasien Positif Corona Malah Kabur dan Berkeliaran Naik Ojek, Kok Bisa?