Dalam sejarahnya, tanaman kina berasal dari Peru dan sudah terkenal mengobati malaria.
Kemudian Menteri Jajahan Seberang Lautan Belanda Ch F. Pahud memulai proyek untuk memberantas malaria secara besar-besaran.
Ilmuwan berkebangsaan Jerman, J. Karl Hasskarl diutus untuk membudidayakan kina di Jawa yang diselundupkan dari Peru pada 1854.
Ketika itu kina menjadi komoditas penting yang perdagangannya dimonopoli negara-negara Amerika Selatan.
tanaman Kina sendiri dibawa oleh penemunya Hasskarl ke Jawa, pohon yang bisa tumbuh hingga 15 meter ini kemudian ditebar oleh Franz Wilhelm Junghuhn, seorang naturalis Jerman yang bekerja untuk Kolonial Belanda pada 1857.
Junghuhn memindahkan lokasi budidaya kina di Cibodas, Bogor yang dirasanya kurang tepat ke lereng Gunung Malabar Pangalengan, Kabupaten Bandung.
Rupanya keputusan Junghuhn itu membuahkan hasil yang memuaskan, Hindia Belanda bisa menghasilkan 11.000 ton kulit kering kina.
Pada abad ke-19 Jawa pernah menjadi penghasil kina terbesar di dunia lewat pabrik kina yang didirikan pada 1896 di Bandung.