Serangan saraf Menurut penjelasan dr.Roeslan Yusni Hasan, Sp.BS, dari RS.Mayapada Jakarta, kelumpuhan pada Bell's Palsy dapat disebabkan karena serangan pada saraf kranial nomer 7, bagian tepi (perifier). "Saraf ini unik karena dia panjang dan menikung, melewati lorong yang disebut facialis kanalis. Lorong ini terletak di dasar tulang tengkorak," katanya.
Peradangan pada bagian saraf tersebut menyebabkan bengkak sehingga saraf menyempit dan terjadi perubahan pada otot wajah.
Gejala lain yang menyertai bell's palsy adalah mata yang tidak bisa dipejamkan dan telinga yang lebih peka (hiperakuisisi).
Meski belum diketahui pasti, virus herpes diduga menjadi penyebab peradangan. "Penyebab pastinya belum diketahui. Namun untuk peradangan mungkin diakibatkan serangan virus," kata Roslan.
Baca Juga:Beda 180 Derajat! Lihat Foto Lama Ihsan Tarore yang Dulu Jadi Petani, Nikita Mirzani Sampai Melongo
Ia menambahkan, ada beberapa kondisi yang membuat seseorang rentan terkena Bell's Palsy, yakni ibu hamil, penderita diabetes, dan penderita infeksi saluran nafas.
Hal ini dikarenakan penurunan daya tahan, dan buruknya sistem aliran darah (vaskulerisasi). Meski belum ada obatnya, Roslan menyarankan penderita bell's palsy tidak perlu khawatir. "Sekitar 60-85 persen penderita bell's palsy sembuh sendiri karena sifat penyakit yang self limiting disease. Yang penting tetap hidup sehat dan kontrol pola makan," katanya.
Namun Roslan tidak mengatakan berapa lama penyakit tersebut akan sembuh.
Baca Juga:Tampil Beda Pakai Cadar, Alyssa Soebandono Tuai Banyak Pujian, Cantik!
Baca Juga:Tabir itu Akhirnya Terkuak! Kuasa Hukum Bongkar Pernikahan Sule dan Pramugari Cantik Batal Terus: