Digadang Jadi Paru-Paru Dunia, Pemerintah Indonesia Mendadak Mundur dari Kesepakatan Menjaga Hutan Hujan dengan Mahar Miliaran Dolar, Ada Apa?

Kamis, 16 September 2021 | 06:00
pixabay

Pemerintah Indonesia mendadak tolak kesepakatan miliaran dolar dengan Norwegia untuk menjaga hutan.

GridHITS.id -Indonesia merupakan salah satu negara dengan luas hujan tropis terbesar setelah Brazil dan Republik Kongo.

Oleh karena itu, Indonesia dijuluki sebagai Paru-paru Dunia.

Namun, permasalahan kehutanan Indonesia menjadi sorotan lantaran tingginya pembalakan dan pembakaran hutan yang bisa menyebabkan peningkatan emisi karbon dioksida.

Indonesia sudah menjadi penyumbang utama emisi gas karbon dioksida dari deforestasi (penggundulan hutan), kebakaran hutan dan hancurnya tanah gambut.

Namun tingkat deforestasi Indonesia sudah menurun pada beberapa tahun terakhir.

Oleh karena itu, beberapa negara maju menawarkan bantuan pada Indonesia agar tetap bisa menjaga keberlangsungan hutan tropis.

Entah mengapa, mendadak Indonesia menolak tawaran miliaran dolar dari Norwegia untuk menjaga hutan.

Baca Juga: Sedang Patroli di Hutan Belantara, Para Tentara Ini Kaget Lihat Kapal Selam Senilai Rp 8 Miliar Ada di Tengah Rimba, Setelah Diselidiki Ternyata Ada Kejahatan Mengerikan di Balik Keberadaannya

Pemerintah Indonesia telah memutuskan hanguskan kesepakatan USD 1 miliar dengan Norwegia yang bersyarat Indonesia harus melestarikan hutan hujan tropisnya untuk mengurangi emisi karbon dioksida.

Pemerintah Indonesia mengatakan keputusan ini dibuat setelah konsultasi menyeluruh dan lambatnya pembayaran dari Norwegia.

Mengutip mongabay.com, pemerintah Indonesia mengklaim proses pembayaran yang lambat sebagai salah satu alasannya mundur.

Tahun 2019, pemerintah Norwegia sepakat membayar 530 juta Krone Norwegia (USD 56 juta) untuk pencegahan pelepasan emisi yang dilakukan Indonesia.

Indonesia saat itu berhasil mencegah 11.23 juta ton setara karbon dioksida (CO2e) melalui pengurangan tingkat deforestasi tahun 2017.

Indonesia dan Norwegia sepakat bertransaksi simpanan karbon ini sejak tahun 2010, lewat Letter of Intent di bawah program REDD+ (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation) atau Pengurangan Emisi dari Penggundulan Hutan dan Degradasi Hutan.

Ketika pengumuman dibuat, banyak pihak yang terkejut termasuk para aktivis lingkungan.

Pasalnya pendanaan tersebut berfungsi sebagai hadiah karena upaya Indonesia mengurangi penggundulan lahannya, serta bantuan untuk mendorong penanggulangan perubahan iklim yang lainnya.

Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan keputusan ini dibuat 'setelah serangkaian konsultasi antar kementerian'.

Baca Juga: Aneh Tapi Nyata, Keluarga Ini Menghabiskan Hidupnya di Tengah Hutan Rimba Purwakarta Lantaran Tersesat Setelah Mobilnya Mogok 15 tahun Silam

Pemerintah Indonesia juga menyebut pembayaran yang masih kurang.

Alue Dohong, Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia sebelumnya mengatakan jika Indonesia sudah memenuhi semua kebutuhan agar pembayaran dilakukan.

"Yang saya tahu adalah pembayaran belum dibuat oleh Norwegia," ujarnya dikutip dari Mongabay.

"Itu salah satu kemungkinan alasan mengapa LOI dibatalkan, menurut saya."

Merespon pembatalan tersebut, pemerintah Norwegia mengatakan kedua pemerintah telah terlibat dalam diskusi kesepakatan hukum untuk transfer pembayaran hasil, dengan kontribusi direncanakan dimasukkan ke dalam Pendanaan Lingkungan Indonesia yang baru dibentuk.

"Sampai pengumuman pembatalan ini, diskusi terkait hal ini masih dilakukan dan dalam pandangan Norwegia, diskusi berjalan dengan baik dan konstruktif, di dalam kerangka yang diciptakan oleh batasan hukum kedua negara," ujar pemerintah Norwegia dalam pernyataan resminya.

Meski bubar, Kemenlu mengatakan hal ini tidak mengubah komitmen Indonesia mengurangi emisi gas rumah kaca dan menangkis perubahan iklim.

"Indonesia telah mencatat berbagai kemajuan yang signifikan dan pencapaian untuk memenuhi kewajiban di bawah Kesepakatan Paris, yang telah diratifikasi, termasuk memenuhi tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG)," ujar Menlu Indonesia Retno Marsudi.

Baca Juga: Bikin Heboh Saat Tiap Warga Kampung yang Bersebelahan dengan Hutan ini Dapat Transferan Misterius Uang Miliaran Rupiah, hingga Polisi Membongkar Motif Kejahatannya, Padahal Penduduk Terlanjur Senang

"Pencapaian Indonesia juga bisa dilihat di antara lainnya, dalam hal tingkat penggundulan hutan tertendah dalam 20 tahun terakhir termasuk pengurangan signifikan pada kebakaran hutan."

Pemerintah Norwegia juga mengatakan akan lanjut mendukung upaya Indonesia melawan penggundulan hutan.

"Mengingat komitmen kami di LOI, dan hasil hebat Indonesia, kami mencarai cara mendukung upaya Indonesia dengan kontribusi tahunan signifikan serupa tahun-tahun yang akan datang," ujar pemerintah Norwegia.

"Kami sangat mengapresiasi kolaborasi kami dan siap mendukung dalam cara yang disepakati kedua negara, terhadap upaya Indonesia melindungi hutan dan hutan gambutnya."

Baca Juga: Terulang Lagi! Bertemu Sosok Misterius Saat Berkemah, Remaja ini Berjalan Sendiri Keluar Tenda dan Tersesat di Hutan Seharian : Bertemu Orang Tapi Tak Bisa Berkomunikasi

Editor : Rachel Anastasia Agustina

Sumber : Intisari Online

Baca Lainnya