Terjadi Lagi, 66 Warga Positif Covid-19 Usai Hadiri Pesta Pernikahan Tetangga, Alami Gejala Batuk Pilek Secara Bersamaan Hingga Satu Desa Ini Dilockdown

Senin, 14 Juni 2021 | 12:38
Kompas.com/Muhlis Al Alawi

Alami gejala batuk pilek secara bersamaan, 66 warga desa ini positif Covid-19 setelah hadiri acara pernikahan

GridHITS.id -Kasus Covid-19 di Indonesia masih terus bertambah dari hari ke hari.

Walau vaksinasi sudah dilakukan secara massal di berbagai daerah di Indonesia, tetap saja pandemi Covid-19 ini belum usai.

Sebuah desa di Madiun bahkan harus di-lockdown usai 66 warganya positif Covid-19.

Sebanyak 66 warga di dua RT di Dukuh Bulurejo, Desa Bantengan, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, positif berdasarkan rapid tes antigen setelah menghadiri sebuah hajatan pernikahan di wilayah tersebut.

Kebanyakan warga yang positif saat ini menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.

Akses jalan menuju dukuh tersebut ditutup sementara menggunakan portal.

Kepala Desa Bantengan, Hartanto mengatakan, munculnya klaster hajatan bermula setelah beberapa warganya mengalami gejala batuk dan pilek secara bersama-sama usai menghadiri hajatan pernikahan, Rabu (2/6/2021) lalu.

“Beberapa hari setelah hajatan itu, baru muncul warga kami mengalami gejala batuk dan pilek. Untuk itu dilakukan rapid testantigen massal,” kata Hartanto.

Baca Juga: Puluhan Warga Tertular Covid-19 dari Seorang Kurir Paket, Kini Sebuah Desa di Tegal Harus Di-Lockdown

Sebanyak 240 warga mengikuti rapid test antigen dan hasilnya 66 warga hasilnya positif.

Dari 66 warga yang positif Covid-19 ini, ada 3 warga yang mengalami gejala cukup berat dan kini dirawat di RSUD Dolopo, Madiun.

Sisanya 63 warga menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.

Hartanto menambahkan, dari puluhan warga yang positif itu, justru tidak ada keluarga pengantin yang terpapar Covid-19.

Hampir semua yang positif tes antigen adalah tetangga penyelenggara hajatan.

Untuk warga yang menjalani isolasi mandiri di rumah mendapatkan vitamin dan obat-obatan.

Hartanto mengklaim, saat hajatan digelar sudah mematuhi protokol kesehatan Covid-19.

Baca Juga: Miris Nasib Asrama Haji Donohudan Boyolali, Dulu Ramai Jamaah Kini Malah Ribuan Pasien Covid-19 Asal Kudus yang Jadi Penghuninya

Pemilik hajatan juga sudah menyediakan tempat cuci tangan, thermo gun, dan hand sanitizer.

Bahkan, setiap tamu yang datang dicek suhu badan dan tangannya diberikan hand sanitizer.

Namun, setelah hajatan selesai, beberapa hari kemudian warga di kampung mengalami gejala batuk dan pilek bersamaan.

Pemerintah desa lalu melapor ke puskesmas setempat dan ditindaklanjuti dengan rapid test antigen massal.

Baca Juga: 4 Warga Meninggal Dunia Positif Covid-19 dan Puluhan Lain Batuk Serta Panas Usai Hajatan Pernikahan, Desa di Lamongan Ini Di-Lockdown

Editor : Saeful Imam

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya